Penulis
Intisari-Online.com -Sejarah tidak selalu ditulis atau dituturkan dengan objektif dan akurat.
Terkadang, ada bias sejarah yang membuat kita salah memahami kejadian yang sebenarnya.
Namun, tahukah Anda mengapa terdapat bias sejarah?
Artikel ini akan menjelaskan pengertian, penyebab, dan contoh bias sejarah di Indonesia.
Apa Itu Bias Sejarah?
Bias sejarah adalah adanya bias dalam merekonstruksi peristiwa sejarah hingga menghasilkan penuturan yang dianggap tidak jujur atau penuturan yang memihak.
Keadaan yang sebenarnya tidak tergambar dalam penuturan tersebut.
Karena bias pribadi, keterbatasan bukti, tujuan penulisan, hingga kondisi masyarakat saat penulis hidup dan bekerja, bias sejarah bisa timbul.
Fenomena yang sering terjadi dalam penggambaran peristiwa oleh sumber, pelaku, saksi sejarah dll adalah bias sejarah atau Historical bias.
Penyimpangan dari keadaan yang sesungguhnya dalam penuturan sejarah atau rekonstruksi peristiwa masa lalu mengindikasikan adanya bias sejarah karena subjektifitas pada pandangan masing-masing.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Ilmu Sejarah Bersifat Diakronis dan Sinkronis
Mengapa Terdapat Bias Sejarah?
Beberapa faktor yang menyebabkan bias sejarah antara lain adalah:
1) Sumber sejarah
Artefak, dokumen, saksi mata, atau rekaman audiovisual merupakan contoh sumber sejarah.
Informasi tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan oleh sumber sejarah bisa saja tidak lengkap, tidak akurat, tidak objektif, atau tidak konsisten.
Sudut pandang, kepentingan, ideologi, atau emosi dari pembuat sumber sejarah juga bisa mempengaruhi isi dan cara penyampaiannya.
Baca Juga: Mengapa Arsip Menjadi Sumber Sejarah Primer? Ini Penjelasan Lengkapnya
2) Metode sejarah
Cara-cara yang digunakan oleh para sejarawan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data sejarah disebut metode sejarah.
Sumber sejarah bisa saja ditangani dengan cara yang tidak tepat, tidak ilmiah, tidak kritis, atau tidak etis oleh metode sejarah.
Paradigma, teori, hipotesis, atau argumentasi dari para sejarawan juga bisa mempengaruhi pilihan dan penggunaan metode sejarah.
3) Tujuan sejarah
Alasan-alasan yang mendorong para sejarawan untuk menulis atau menyampaikan kisah masa lalu disebut tujuan sejarah.
Masyarakat pembaca atau pendengar bisa saja dipengaruhi oleh tujuan sejarah yang tidak jelas, tidak relevan, tidak bermanfaat, atau tidak bertanggung jawab.
Agenda politik, sosial, ekonomi, budaya, atau moral dari para sejarawan juga bisa mempengaruhi penentuan dan pencapaian tujuan sejarah.
Baca Juga: Penjelasan Mengapa Manusia Menjadi Dimensi Penting dalam Sejarah
Contoh Bias Sejarah di Indonesia
Peristiwa Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret 1966 merupakan salah satu contoh bias sejarah di Indonesia.
Surat tersebut ditandatangani oleh Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto, namun terdapat keterangan saksi dari pihak Angkatan Darat yang berbeda-beda tentang waktu dan proses penandatanganannya.
M Jusuf mengatakan bahwa proses penandatanganan Supersemar adalah pada pukul 20.55. Sementara itu, ada keterangan lain yang menyebutkan pada pukul 21.00 naskah Supersemar telah mendarat di Markas Kostrad.
Basuki Rahmat menyatakan bahwa proses penandatanganan Supersemar adalah pada pukul 21.30 dan disaksikan oleh beberapa orang seperti M Jusuf dan Umar Wirahadikusumah.
Umar Wirahadikusumah memberikan pendapat bahwa proses penandatanganan Supersemar adalah pada pukul 22.00 dan disaksikan oleh beberapa orang seperti Basuki Rahmat dan M Jusuf.
Soeharto sendiri mengklaim bahwa proses penandatanganan Supersemar adalah pada pukul 22.30 dan disaksikan oleh beberapa orang seperti Basuki Rahmat dan M Jusuf.
Keterangan yang berbeda-beda ini menunjukkan adanya bias sejarah dalam merekonstruksi peristiwa penting yang berdampak pada pergantian kekuasaan di Indonesia.
Demikian penjelasan lengkap untuk menjawab pertanyaan "mengapa terdapat bias sejarah?". Semoga menambah wawasan Anda.
Baca Juga: Catat! Inilah Manfaat Sejarah dalam Kehidupan Sehari-hari Kita