Find Us On Social Media :

Tidak Perlu Mengibarkan Bendera Perang pada Rekan Kerja yang Menyebalkan

By Ade Sulaeman, Selasa, 8 September 2015 | 13:30 WIB

Tidak Perlu Mengibarkan Bendera Perang pada Rekan Kerja yang Menyebalkan

Intisari-Online.com - Tidak perlu mengibarkan bendera perang pada rekan kerja menyebalkan, karena Veronica Adesla, M.Psi, Koordinator Psikolog di PT. Personal Growth akan memberikan solusi untuk menghadapi rekan kerja menyebalkan tersebut.

Sebelumnya, perlu dipahami perbedaan rekan kerja yang mengajak bersaing secara sehat dan yang sebaliknya, senang menjatuhkan Anda.

Berkompetisi dengan rekan kerja boleh saja, tetapi bagaimana jika rekan kerja terlalu ambisius untuk selalu mendapat pujian dan promosi dari atasan? Bahkan demi usahanya, ia rela-rela saja menjatuhkan pihak yang ia anggap "lawan" dengan berbagai cara.

"Dalam menghadapi rekan kerja yang terlalu kompetitif, maka Anda harus tetap tenang dan bersikap secara profesional."

Fokus pada peranan dan posisi kerja Anda di perusahaan. Bagaimanapun, lanjut Veronica, Anda direkrut oleh perusahaan atas dasar kepercayaan perusahaan terhadap diri dan kemampuan Anda untuk dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan perusahaan.

Oleh karena itu, saat menghadapi rekan kerja menyebalkan, fokuslah pada menampilkan diri Anda yang terbaik, tingkatkan keterampilan dan kemampuan Anda dalam bekerja, ambil keputusan dengan bijak, beretika dalam bekerja, dan penuhi harapan perusahaan terhadap diri Anda.

"Ingat! Motivasinya bukan untuk mengalahkan atau membalas sikap dan perlakuan rekan kerja yang tidak menyenangkan (seperti menyikut ataupun menjilat atasan) melainkan untuk bersikap selayaknya sebagai seorang pekerja profesional."

Bahkan jika Anda diadu domba atau difitnah oleh rekan kerja sekalipun, tidak perlu terpancing untuk bersikap ataupun bertindak emosional.

Tetap tenang dan bersikaplah secara profesional. "Penting sekali diingat, Anda akan dinilai dari sikap, perilaku, dan hasil kerja Anda karena itu adalah bukti paling nyata mengenai siapa Anda daripada hanya sekadar 'omongan' semata."

Bukankah pada akhirnya, orang akan mengetahui mana yang benar dan berita bohong semata?

(Lala Amalia/tabloidnova.com)