Find Us On Social Media :

Merencanakan Keuangan Keluarga, Hindari Besar Pasak daripada Tiang

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 13 Juni 2014 | 15:00 WIB

Merencanakan Keuangan Keluarga, Hindari Besar Pasak daripada Tiang

Intisari-Online.com - Tidak ada kata sepele perihal mengatur keuangan keluarga. Meski demikian, bukan berarti hal ini harus dihindari jika tidak ingin menimbulkan bara dalam rumah tangga. Tofan Saban, perencana keuangan, mengatakan, prinsip dasar yang harus dimiliki pasangan suami-istri dalam mengelola keuangan adalah komunikasi dan keterbukaan.

“Jauh-jauh hari, sebelum memutuskan untuk menikah, dalam hal mengelola keuangan, mereka harus bisa mengenali karakter pasangannya masing-masing,” ujar Tofan.

Dilansir dari Intisari Extra 2013 edisiMesin Uang untuk Keluarga”, merencanakan keuangan keluarga tergantung pada mindset suami/istri. Persoalannya bukan seberapa besar penghasilan setiap bulan, tetapi bagaimana bisa bekerja sama dan sepakat dengan prinsip pengeloaan yang tentu saja berbeda satu dengan yang lain.

Untuk mempermudah ilustrasi, mari melihat kiat dari pasangan suami-istri Charles Maruli Siahaan (42) dan Orantje (37). Pasangan yang menikah pada 2001 dan dikaruniai empat orang anak ini mendaku memiliki kiat tersendiri untuk mengelola penghasilan yang menurut mereka tidak terlalu besar. Prinsipnya adalah tidak besar pasak daripada tiang.

“Setiap bulan kami selalu menyisihkan dana dari penghasilan saya yang tidak terlalu besar untuk tabungan,” ujar Charles yang bekerja di sebuah perusahaan media di Jakarta. Dengan tanggungan empat orang anak yang masih di TK dan SD (pada 2013), pasangan ini harus pandai-pandai menyiasati pengeluaran. Terlebih, Orantje memutuskan untuk tidak bekerja lagi setelah memiliki anak.

Setelah gajian, mereka akan langsung menyisihkan dana untuk pengeluaran rutin seperti belanja kebutuhan pokok, membayar listrik, sekolah anak, dan rekreasi. Dari alokasi tersebut, tersisa 20 persen untuk ditabung. Setelah dana di tabungan terkumpul, selanjutnya uang tersebut dipindahkan ke instrumen investasi.(Baca juga: Melatih Anak Mengatur Uang Saku

Charles sendiri memilih menempatkan dananya di deposito dan unitlink bank pemerintah yang diperuntukkan bagi persiapan pendidikan anak-anaknya. “Meski demikian, dana tabungan tetap kami sisakan untuk keperluan mendadak seperti biaya berobat dan kebutuhan lainnya.”

Dalam merencanakan keuangan keluarga yang baik, jika tidak ada barang yang tidak perlu dibeli, tidak akan dibeli. Meski demikian, pasangan ini masih bisa menikmati makan bersama. “Hemat ‘kan bukan berarti harus mengabaikan kebahagiaan istri dan anak,” ujar Charles.