Intisari-Online.com - World Wealth Report dari Capgemini dan RBC Wealth Management melaporkan, pada 2013, setidaknya ada 2 juta orang di seluruh dunia menjadi orang terkaya di dunia. Dari 2 juta orang itu, yang masuk kategori orang super kaya alias high-net-worth-individuals (HNWI) berasa dari empat negara saja.
Keempat negara tersebut adalah Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Cina. Orang-orang super kaya ini, menurut kategori World Wealth Report dan RBC Wealth Management, adalah orang yang memiliki aset 1 juta dollar AS atau lebih. Dan itu tidak termasuk rumah utama dan benda-benda koleksi.
Negeri Paman Sam Amerika Serikat dan Jepang merupakan rumah bagi setidaknya setengah dari populasi orang-orang super kaya dunia. Laporan tersebut mengestimasi kedua negara tersebut menyumbang 55 persen populasi orang super kaya di dunia alias HNWI.
Pada 2013, jumlah orang super kaya di AS mencapai 4.006 orang, lebih banyak dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 3.436 orang. Adapun Jepang memiliki 2.327 orang tajir pada tahun 2013, lebih banyak dibandingkan 1.902 orang pada 2012.
Jika ditambah Cina dan Jerman, maka gabungan dari empat negara tersebut akan menyumbang 70 persen, atau hampir 3/4 populasi miliarder di dunia.(Baca juga: Orang-orang Terkaya di Dunia ini Pernah Hidup Miskin)
Rudi Hartono masih terkaya di Indonesia
Sementara itu R Budi Hartono masih menjadi orang terkaya di Indonesia pada tahun 2014, meski menurut Forbes kekayaannya melorot hingga 900 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,62 triliun (kurs Rp 11.800 per dollar AS) dalam setahun terakhir.
Secara umum, terdapat 19 orang Indonesia yang masuk kategori orang terkaya versi majalah Forbes. Meski memasukkan 19 warganya sebagai orang terkaya di dunia, Indonesia belum bisa menyumbang persentase yang besar ke dalam daftar populasi orang super kaya di dunia.(Baca juga: Duit 85 Orang Terkaya di Dunia Setara Duit Separuh Penduduk Bumi)
Untuk informasi, Forbes memasukkan 1.645 daftar orang terkaya pada 2014 ini. Jika dijumlah, total seluruh harga kekayaan orang-orang super kaya tersebut mencapai 6,4 trilliun dollar AS atau sekitar Rp75.520 triliun (kurs Rp11.800 per dollar AS). (Kompas.com)