Find Us On Social Media :

Kisah Meriam Tinja, Senjata Rahasia VOC yang Gagalkan Ambisi Sultan Agung Kuasai Batavia

By Afif Khoirul M, Sabtu, 15 April 2023 | 03:05 WIB

Ilustrasi - Meriam Tinja pasukan VOC.

Intisari-online.com - Sultan Agung adalah raja Mataram yang terkenal dengan ambisinya untuk menguasai seluruh Pulau Jawa.

Salah satu targetnya adalah Batavia, kota dagang yang dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Kompeni Belanda.

Sultan Agung menyerang Batavia sebanyak dua kali, pada tahun 1628 dan 1629, namun gagal merebut kota itu dari tangan musuhnya.

Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan serangan Mataram adalah strategi tinja yang diterapkan oleh Kompeni untuk mempertahankan benteng-bentengnya.

Strategi tinja adalah penggunaan kotoran manusia atau tinja sebagai amunisi meriam untuk menyerang pasukan Mataram.

Strategi ini dilakukan karena Kompeni kekurangan peluru dan bahan peledak akibat blokade Mataram.

Serangan pertama Mataram terjadi pada bulan Agustus 1628.

Pasukan Mataram yang berjumlah puluhan ribu orang di bawah komando Tumenggung Bahureksa dan Ki Mandurareja mencoba mendekati benteng-benteng Belanda yang tersebar di sekitar Batavia.

Salah satu benteng yang menjadi sasaran utama adalah Redoute Hollandia, sebuah bastion dengan bangunan pertahanan kecil yang berbentuk menara.

Redoute Hollandia dijaga oleh Sersan Hans Madelijn bersama 24 serdadunya, yang hanya didukung oleh dua meriam.

Mereka harus bertahan dari serangan pengepung yang membawa tangga-tangga dan alat-alat pelantak untuk memanjat kubu atau menghancurkan tembok-tembok.

Baca Juga: Gugus Kapal Perang Majapahit: Armada Jawa Terbesar dan Dahsyatnya Meriam Cetbang