Penulis
Initisari-Online.com - Apakah mungkin kemenangan Jerman 1-0 atas Argentina berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi negara Jerman? Menurut data statistik Bank Dunia yang dilansir Forbes, 8 dari 9 negara juara piala dunia terakhir mengalami kontraksi pada produk domestik bruto (PDB). Inilah alasan adanya kutukan ekonomi bagi juara piala dunia.Penurunan ekonomi bahkan terjadi di tahun kedua pada 5 dari 7 negara juara piala dunia. Kutukan ini dibuktikan saat Argentina menjadi juara piala dunia 1986.(Baca juga:Ada Pembaca Gerak Bibir di Piala Dunia 2014)Namun, kutukan ekonomi bagi juara piala dunia berhasil dipatahkan oleh Spanyol saat menjadi juara pada 2010. PDB Spanyol mampu tumbuh 0,1% pada 2011, sedikit naik dari kontraksi 0,2% tahun 2010. Rata-rata jumlah penurunan kontraksi sebesar 1,14%.Sementara itu, pada tahun 2013 kondisi ekonomi Argentina masih tumbuh di angka 3% pada 2013, sedangkan Jerman hanya seebsar 0,4%. Apakah ada alasan di balik kutukan ekonomi bagi juara piala dunia ini?Mungkin hanya kebetulan, tetapi beberapa ekonom melihat bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton piala dunia “dibayarkan” dengan GDP. Penyuka sepak bola dari negara yang melaju lebih jauh dalam piala dunia akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk menonton.(Baca juga:Seks, Rahasia Sukses tim Piala Dunia 2014)Itu merupakan teori menarik, tetapi apa pun efek di bidang ekonomi bagi suatu negara tampaknya tidak mungkin terjadi hanya karena menonton pertandingan sepak bola selama beberapa minggu. Hal serupa juga tidak terjadi ketika olimpiade dunia atau turnamen basket yang tidak memberikan efek secara ekonomi.Kutukan ekonomi bagi juara piala dunia mungkin dapat dijelaskan secara lebih sederhana yaitu semacam kekecewaan pasca piala dunia. Di awal mungkin masyarakat negara juara piala dunia akan mendapatkan tambahan tenaga yang meningkatkan produktivitas untuk waktu singkat. Namun setelahnya, mereka akan kembali kecewa karena menyadari menjadi juara piala dunia tidak akan menyelesaikan masalah negara.