Find Us On Social Media :

Membongkar Makna Simbolik Gerhana Matahari Menurut Primbon Jawa dan Mitologi

By Afif Khoirul M, Rabu, 12 April 2023 | 19:05 WIB

Ilustrasi - Gerhana Matahari

Intisari-online.com - Gerhana matahari adalah fenomena alam yang terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi.

Biasanya gerhana matahari dibedakan menjadi empat jenis, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari hibrida.

Gerhana matahari tidak hanya menarik perhatian para ilmuwan dan pengamat langit, tetapi juga memiliki makna simbolik bagi berbagai kebudayaan dan kepercayaan di dunia.

Salah satunya adalah primbon Jawa, yaitu sistem pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan ramalan nasib, takdir, dan peristiwa alam.

Menurut primbon Jawa, gerhana matahari disebabkan oleh sosok mengerikan bernama Batara Kala atau Kala Rahu.

Ia adalah raksasa yang ingin mencapai keabadian dengan mencuri air suci Tirta Amerta dari kediaman para dewa di nirwana.

Namun, ia tertangkap basah oleh Bathara Guru yang memenggal kepalanya saat ia sedang meminum air tersebut.

Kepala Batara Kala tetap hidup karena telah meneguk air suci, sedangkan badannya jatuh ke bumi dan berubah menjadi lesung.

Dengan dendamnya, Batara Kala bersumpah untuk menciptakan kegelapan di muka bumi dengan menelan matahari atau bulan yang merupakan sumber cahaya dan kehidupan.

Untuk mengusir Batara Kala agar memuntahkan matahari atau bulan yang ditelannya, orang Jawa biasanya membuat keributan dengan memukul lesung, kentongan, peralatan dapur, atau benda-benda lainnya agar ia merasa kesakitan dan terganggu.

Selain itu, orang Jawa juga melakukan berbagai pantangan dan ritual saat gerhana matahari terjadi, seperti tidak boleh mandi, makan, bekerja, berhubungan suami istri, hamil, melahirkan, atau melakukan hal-hal yang dianggap tidak baik.

Baca Juga: Inilah 7 Weton yang Konon Kebal Santet dan Guna-guna Menurut Primbon Jawa