Find Us On Social Media :

Pendidikan Keuangan Perlu Diajarkan di Sekolah?

By Hyashinta Amadeus Onen Pratiwi, Minggu, 10 Agustus 2014 | 17:00 WIB

Pendidikan Keuangan Perlu Diajarkan di Sekolah?

Intisari-Online.com - Salah satu bagian yang menakutkan dari tumbuh dewasa adalah mengajukan permohonan hipotek untuk membeli rumah pertama karena Anda harus menyeimbangkan keuangan. Inilah yang menyebabkan adanya pendapat bahwa pendidikan keuangan perlu diajarkan di sekolah
Seperi dilansir CNBC, survei PISA 2012 dengan 18 negara yang berpartisipasi menyebutkan hanya 1 dari 10 siswa di 13 negara dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan yang mampu menjawab dengan benar masalah finansial yang diajukan.(Baca juga: Perencanaan Keuangan Keluarga Bisa Dimulai Sejak Pacaran
Survei FINRA yang dirilis Maret 2013 juga menemukan hanya 24% dari anak muda zaman milenimun yang mampu menjawab 4 dari 5 pertanyaan dalam kuis melek keuangan. “Salah satu hal yang perlu dicatat adalah banyak orang merasa stres dengan keuangan mereka,” kata Walsh, presiden FINRA Foundation. 
Wals menambahkan bahwa 89% responden percaya pendidikan keuangan perlu diajarkan di sekolah. “Orang-orang muda saat ini sudah berurusan dengan hutang dengan cara yang tidak perlu dilakukan generasi sebelumnya,” tambahnya. 
Inggris adalah negara yang telah memberikan pendidikan keuangan. Tujuannya untuk mempersenjatai siswa untuk megelola uang, anggaran, dan rencana untuk kebutuhan masa depan. Namun, sistem ini belum berjalan dengan maksimal karena belum semua sekolah menjalankannya. Yang mengejutkan, menurut National Numeracy, badan amal Inggris yang berfokus pada isu-isu berhitung pada tahun 2011, kira-kira empat dari lima orang dewasa Inggris justru memiliki tingkat rendah berhitung.(Baca juga: Ini Cara Mengatur Pengeluaran Keuangan Keluarga Berdasarkan Kadar Kewajiban
Cerita berbeda terjadi di Shanghai. Shanghai juga telah memasukkan topik-topik finansial telah dalam kurikulum sejak tahun 1970-an dan telah terintegrasi dalam mata pelajaran seperti Ideologi atau Politik. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran pendidikan keuangan di seluruh kurikulum lebih efektif. 
Apakah Indonesia akan mengikuti Shanghai dan Inggris yang telah lebih dulu menyadari bahwa pendidikan keuangan perlu diajarkan di sekolah?