Find Us On Social Media :

Manager yang Bagus Biasanya Inovator yang Buruk

By Hyashinta Amadeus Onen Pratiwi, Minggu, 24 Agustus 2014 | 08:00 WIB

Manager yang Bagus Biasanya Inovator yang Buruk

Intisari-Online.com - Scoot Cook, pendiri dan pemimpin Institut INTU mengatakan ketika seseorang datang ke perusahaan dengan gelar Master of Business Administration (MBA), mereka tidak akan sukses di inovasi. Mengapa manager bagus berarti inovator buruk? (Baca juga: 4 Ciri Perusahaan Inovatif
Elon Musk, pendiri Tesla, SpaceX, Solar Kota dan PayPal sebisa mungkin menghindari memperkerjakan seseorang dengan gelar MBA. Program MBA tidak mengajarkan bagaimana membuat perusahaan. 
Sebagai ilustarsi, lima belas tahun yang lalu, pada tahun 1999, sistem Cisco berada dalam fase pertumbuhan yang dikenal sebagai "S-Curve" setelah meluncurkan berbagai metode dan produk inovatif terkait jaringan komputer. Bahkan, Cisco berada di bagian atas perusahaan paling inovatif oleh Inovasi Premium (IP) di daftar Forbes 1999. Selama fase pertumbuhan, Cisco perlu meyewa banyak manager baru layaknya semua perusahaan yang sedang tumbuh. 
Manager-manager baru ini unggul dalam perencanaan, analisis data, dan optimalisasi sumber daya. Mereka berasal dari sekolah bisnis yang mengajarkan pentingnya mengelola bisnis yang sudah ada. Mereka tidak diajarkan bagaimana menciptakan pelanggan. Berapa banyak program MBA untuk pengembangan produk? Akibatnya, mereka dapat mengoptimalkan dan melaksanakan bisnis yang sudah ada, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan produk dan layanan baru yang inovatif.(Baca juga: Tim Cook: Nokia Mati karena Tanpa Inovasi
Manager bagus berarti inovator buruk. Tidak mengherankan, sebagian perusahaan yang didominasi para manager dengan keterampilan eksekusi akan kehilangan inovasi. Hal ini juga terjadi di Cosco yang mencopot 100 pemimpin pada tahun 2011. Cisco menyadari kebutuhan untuk menghidupkan semangat inovasi. Bisakah mereka melakukannya?  
Studi 10 tahun dari 526 perusahaan publik yang memenuhi syarat untuk daftar perusahaan paling inovatif versi Forbes menunjukkan sangat jarang perusahaan mampu menghidupkan lagi kemampuan inovasi mereka, walau tidak menutup kemungkinan bisa. Kurang dari 50 perusahaan mampu meningkatkan lebih dari 20 poin IP. 
Beberapa perusahaan seperti Regeneron, Hindustan Unilever, Regeneron, Modelez (Kraft), Godrej dan Boyce, Marriott, dan bahkan AT & T membuat dorongan besar untuk memperkenalkan prinsip manajemen baru dalam perusahaan. Mereka mempertahankan premi inovasi di atas 40%. Mereka membuat desain berpikir yang tidak hanya mempertahankan pelanggan, tetapi juga membuat dan mencari pelangan baru. Risikonya, mereka akan dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi saat mencari pelangan baru dari produk inovatif mereka. Namun itulah yang harus mereka hadapi. 
Itulah penjelasan mengapa manager bagus berarti inovator buruk.