Penulis
Intisari-Online.com - Bagi setiap orang, nilai kredit mungkin saja dianggap penting. Tetapi, apakah Anda tahu hal-hal yang dapat merusaknya?
Nilai yang berupa angka tiga digit ini seperti perhitungan matematika dalam kehidupan keuangan kita. Ia dihitung berdasarkan informasi dalam laporan kredit kita yang dapat dilihat dari mutasi selama membayar tagihan kartu kredit maupun pada saat mengambil pinjaman.
Perlu diketahui, pemberi pinjaman menggunakan nilai kredit untuk menentukan kelayakan kita atas hipotek, kredit mobil dan kartu kredit, serta seberapa tinggi tingkat bunga yang akan dikenakan. Laporan kredit juga akan menjadi bahan evaluasi atas kepemilikan kita seperti apartemen maupun pekerjaan yang dimiliki.
Standar Skor FICO yang biasa digunakan oleh sebagian besar pemberi pinjaman, memiliki kisaran 300 sampai 850 dalam menentukan nilai kredit. Jika di atas 780, maka dianggap sangat baik. Sementara, jika nilainya di bawah 600, maka berarti buruk.
Berikut adalah tujuh hal yang dapat membuat nilai kredit kita anjlok:
Berpikir jika tagihan yang dipermasalahkan tidak perlu dibayar
Sebenarnya, kita tetap memiliki tanggung jawab atas tagihan kartu kredit setiap bulan termasuk item yang sedang dipermasalahkan dalam laporan kartu kredit. Ini bisa saja terkait biaya tambahan untuk pekerjaan katering yang dirasa di bawah standar atau hotel parkir yang dianggap gratis? Bahkan mungkin kita dikirimkan produk yang cacat? Sah-sah saja jika dengan segala cara, kita berupaya untuk mengembalikan dana tersebut dan memberi tahu perusahaan kartu kredit kita mengenai tagihan yang dipermasalahkan. Pada akhirnya, kita harus tetap membayar tagihan kartu kredit yang ada.
Co-signing
Ketika kita ikut menandatangani pinjaman untuk keluarga atau teman, berarti kita membuka diri atas kemungkinan hal negatif yang dapat terjadi. “Ini sama saja dengan mengatakan, sebuah bank tidak akan menyentuh kamu, tapi untuk beberapa alasan saya mempercayai kamu dan saya akan menempatkan reputasi kredit saya dengan cara seperti itu,” kata Ulzheimer.
Pinjaman ini akan muncul pada laporan kredit kita dan hampir seolah-olah itu milik kita. Parahnya lagi, aktivitas yang negatif seperti terlambat atau bahkan tidak melakukan pembayaran akan berdampak negatif terhadap nilai kredit kita.
Mengambil kredit terlalu banyak dengan sekaligus
Kita tidak harus membuka banyak akun dalam jangka waktu yang cepat, terutama jika kita masih terbilang muda dan tidak memiliki sejarah kredit yang panjang. “Ini bisa berarti bendera merah bahwa sesuatu sedang terjadi,” kata Hardekopf. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan kepada pemberi pinjaman bahwa kita mungkin berada dalam kesulitan keuangan dan memiliki usaha yang sangat membutuhkan kredit.
Ditambah, setiap kali kita mengajukan permohonan kartu kredit baru atau pinjaman, pemberi pinjaman cenderung membuat sesuatu yang disebut “penyelidikan ketat” untuk memeriksa aktivitas kita. Hal ini dapat mempengaruhi skor kredit, meskipun tidak signifikan.
Menghindari kredit
Hal ini mungkin tampak berlawanan dengan aturan yang ada. Menghindari kredit dan utang bukanlah hal yang bertanggung jawab untuk dilakukan. Ketika tiba saatnya untuk membeli rumah atau mobil, dan kita tidak memiliki cukup uang untuk melakukannya, maka bank yang dimintai pinjaman yang akan menilai resiko kita. Nah, hal ini jelas akan membuat nilai kredit kita akan turun. (forbes)