Penulis
Intisari-Online.com - Para perencana keuangan berpendapat, produktif dari sisi finansial ketika sudah memasuki usia pensiun bisa dijalankan dengan menjalankan bisnis atau berwiraswasta. Nah, menimbang kondisi fisik yang semakin menua, maka disarankan agar kriteria pertama dalam memilih jenis usaha yang dijalankan saat pensiun adalah usaha yang tidak terlalu menguras energi dan menuntut mobilitas tinggi.
Banyak cerita sukses seseorang yang berhasil membangun bisnisnya mulai pensiun. Dengan kata lain, walau memulai usaha ketika usia mulai senja, seorang pensiunan tetap harus serius mempersiapkannya.
Berikut beberapa jenis usaha yang bisa dijajaki seseorang di masa pensiun.
Usaha Rumah Kos
Apabila kita cukup beruntung memiliki rumah yang berdekatan dengan kampus, sekolah, kompleks perkantoran, atau pabrik, kitaa bisa menjajaki untuk menyewakan kamar untuk kos-kosan atau membangun bangunan khusus untuk indekos atau kontrakan. “Kebutuhan modalnya relatif, apabila kamar kosong sudah tersedia, kita cukup memodali pembelian perlengkapan kamar, seperti tempat tidur, lemari, kasur, dan lain lain,” jelas Sari Insaniwati, Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi.
Usaha rental mobil
Usaha penyewaan mobil juga tidak butuh modal terlalu besar. Kita sudah bisa langsung menjalankan dengan modal satu atau dua mobil saja. Nah, bila mobil sewa belum kita miliki, Sari menyarankan untuk membeli mobil bekas secara tunai atau mengambil kredit mobil. Pilih mobil berkapasitas besar sejenis multi purpose vehicle (MPV). “Modal pembelian dua mobil bekas sekitar Rp 200 juta–Rp 250 juta,” kata dia.
Usaha penatu Bisnis pencucian baju, menurut Amir Karamoy, pengamat wirausaha dan waralaba, bisa kita jalankan hanya dengan modal minim. Manfaatkan ruangan di rumah yang tidak terpakai sekitar 3 m x 2 m atau 3 m x 4 m. Kita bisa memilih memodali dari nol sendiri atau bekerjasama dengan usaha jasa cuci yang mapan.
Usaha mode
Pakaian termasuk kebutuhan primer manusia yang akan selalu dicari pemenuhannya. “Ini bisnis yang sudah pasti bisa jalan,” ujar Khoerusalim Ikhsan, pengamat waralaba dari Entrepreneur College. Karena termasuk kebutuhan primer, pasarnya, peluang akan selalu terbuka. Namun, persaingannya cukup ketat karena pemainnya sangat banyak. Kita bisa menjajaki penjualan dengan sistem online memanfaatkan social media, seperti Facebook atau Instagram. (Edy Can/kontan.co.id)