Find Us On Social Media :

Raden Ronggo, Inspirasi Pangeran Diponegoro Melawan Belanda, Pernah Ditetapkan Sebagai Pengkhianat Mataram

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 24 Maret 2023 | 14:13 WIB

Raden Ronggo Prawirodirjo, pernah memimpin pasukan melawan Belanda. Jadi inspirasi Pangeran Diponegoro. Dimakamkan di pemakaman Banyusumurup karena dianggap sebagai pengkhianat

Raden Ronggo Prawirodirjo, pernah memimpin pasukan melawan Belanda. Jadi inspirasi Pangeran Diponegoro. Dimakamkan di pemakaman Banyusumurup karena dianggap sebagai pengkhianat Mataram.

Intisari-Online.com - Raden Ronggo Prawirodirjo III adalah salah satu tokoh sejarah yang patut dihormati dan diteladani karena perjuangannya melawan kolonialisme Belanda pada awal abad ke-19.

Dia adalah Bupati Karesidenan Madiun dan Bupati Wedana Mancanegara Timur Kesultanan Yogyakarta.

Dia juga merupakan inspirator bagi Pangeran Diponegoro yang kemudian memimpin Perang Jawa.

Raden Ronggo Prawirodirjo III lahir sekitar tahun 1779 di Madiun sebagai putra dari Raden Ronggo Mangundirjo dan cucu dari Kyai Ronggo Wirosentiko.

Kyai Ronggo Wirosentiko atau Raden Ronggo Prawirodirjo I adalah seorang jawara Sukowati yang menjadi sekutu utama Pangeran Mangkubumi, pendiri Kesultanan Yogyakarta, dalam Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Melalui ibunya, Raden Ronggo Prawirodirjo III juga merupakan cucu dari Sultan Mangkubumi.

Ia menikah dengan Gusti Bendoro Raden Ayu Madoeretno, putri dari Sultan Hamengkubuwana II, dan memiliki seorang putri yang bernama sama.

Putrinya kemudian menikah dengan Bendara Pangeran Harya Diponegoro, putra dari Sultan Hamengkubuwana III.

Raden Ronggo Prawirodirjo III lebih sering tinggal di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat karena menjadi penasihat politik Sultan Hamengkubuwana II.

Dia juga dikenal sebagai sosok yang begitu keras terhadap pemerintah kolonial Belanda yang ketika itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

Pada tahun 1810, ia memimpin pemberontakan melawan Belanda yang dipicu oleh tindakan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels yang mengambil alih hutan jati di Jawa Timur dan mengancam keselamatan rakyat Jawa dan Cina.