Penulis
Intisari-Online.com - Salah satu faktor penting untuk meningkatkan perekonomian bangsa adalah ketersediaan sumber daya alam. Namun hal yang jauh lebih penting dari hal tersebut adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Human capital dianggap sangat krusial dalam menggerakkan ekonomi nasional.
Yayasan Nabil berupaya mengelaborasi hal tersebut dengan mengadakan seminar “Penguatan Ekonomi Nasional melalui Peningkatan Kualitas Manusia” di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (20/8). Dalam acara tersebut, Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, memberikan sambutan. Ia mengungkapkan bahwa selama ini, bangsa Indonesia memang terkesan hanya terkonsentrasi pada kualitas sumber daya alam. “Padahal kualitas manusianya jauh lebih penting,” ungkapnya.
Anies mencontohkan negara-negara di kawasan Asia Timur seperti Korea Selatan, China dan Jepang sebagai negara yang maju dan mampu membangun perekonomian nasionalnya karena kualitas sumber daya manusia. Negara-negara tersebut dikenal memiliki sumber daya alam yang kurang apalagi jika dibandingkan dengan Indonesia. Namun, tingkat kesejahteraan masyarakatnya jauh lebih baik.
Hal lainnya yang menjadi fokus perhatian adalah perihal pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Anies, salah satu tantangan kita sekarang ini adalah menggeser paradigma yang terkonsentrasi pada sumber daya alam sebagai dasar sebuah bangsa dapat berkembang.
Terkait denga pendidikan, Anies juga mencontohkan Finlandia sebagai negara yang dapat membuktikan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi segala sektor pembangunan. Seperti diketahui Finlandia adalah salah satu negara dengan kualitas pendidikan yang sangat baik. Tidak heran jika indeks kesejahteraan dengan berbagai variabel seperti tingkat kebahagiaan, kesehatan, hingga korupsi, Finlandia selalu memiliki angka yang sangat ideal.
Dalam seminar ini juga dilakukan peluncuran buku Penyerbukan Silang Antarbudaya, dan Tionghoa dalam Keindonesiaan: Peran dan Kontribusi bagi Pembangunan Bangsa.