Penulis
Intisari-online.com - Jika Anda pernah berkunjung ke Bali menjelang Hari Raya Nyepi, Anda pasti tidak asing dengan ogoh ogoh. Ogoh ogoh adalah karya seni patung boneka yang dibuat menyerupai raksasa (bhuta) dan diarak dalam pawai pada malam pengerupukan.
Ogoh ogoh menggambarkan wujud Bhuta Kala, yaitu kekuatan alam semesta dan waktu yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Namun, tahukah Anda apa rahasia di balik ogoh ogoh? Mengapa patung boneka ini dibuat dengan bentuk yang menakutkan dan menyeramkan? Mengapa ogoh ogoh harus diarak mengelilingi desa dan kemudian dibakar?
Dalam artikel ini, kami akan mengungkap rahasia-rahasia tersebut dan memberikan Anda pengetahuan baru tentang ogoh ogoh. Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
A.Sejarah Ogoh Ogoh
Ogoh ogoh berasal dari sebutan ogah-ogah yang dalam bahasa Bali berarti digoyang-goyangkan. Sebenarnya, ogoh ogoh tidak memiliki keterkaitan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Namun, sejak Hari Raya Nyepi ditetapkan menjadi libur nasional pada 1983, ogoh ogoh menjadi rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi tiap tahunnya.
Ogoh ogoh sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya pada zaman Dalem Balingkang. Pada saat itu, masyarakat Bali membuat patung-patung raksasa dari bambu dan daun pisang untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu ketentraman desa.
Budaya baru ini juga semakin meluas saat ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII pada tahun 1989. Sejak saat itu, banyak kelompok-kelompok pemuda yang berlomba-lomba membuat ogoh-ogoh dengan bentuk-bentuk yang lebih kreatif dan variatif.
B. Makna Ogoh Ogoh
Ogog-ogog dalam kebudayaan Bali menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merupakan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Bhuta Kala juga melambangkan sifat-sifat negatif manusia seperti keserakahan, kemarahan, iri hati, dll. Oleh karena itu, patung-patung Bhuta Kala dibuat dengan bentuk-bentuk yang mengerikan agar manusia sadar akan dosa-dosa mereka.
Selain itu, makna lain dari ogog-ogog adalah sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda tentang nilai-nilai budaya Bali. Dengan membuat dan mengarak patung-patung raksasa ini, para pemuda dapat belajar tentang seni ukir kayu atau bambu serta musik gamelan bleganjur.
C. Fungsi Ogoh Ogoh
Ogoh-ogoh memiliki beberapa fungsi penting dalam perayaan Hari Raya Nyepi.
Fungsi pertama adalah sebagai media pengusiran roh-roh jahat atau bhuta kala dari lingkungan desa atau kota.
Dengan membawa obor api dan suara gamelan bleganjur yang keras dan riuh rendah,para peserta pawai berharap dapat menakut-nakuti roh-roh jahat tersebut agar tidak mendekati wilayah mereka.
Fungsi kedua adalah sebagai media penyucian diri bagi umat Hindu sebelum menjalani hari suci Nyepi.
Dengan membakar patung-patung Bhuta Kala setelah diarak mengelilingi desa ataukota, umat Hindu percaya bahwa mereka telah membebaskan diri dari pengaruh negatif Bhuta Kala dan siap untuk memasuki tahun baru Saka dengan hati yang bersih dan suci.
Fungsi ketiga adalah sebagai media ekspresi seni dan kreativitas bagi masyarakat Bali. Dengan membuat ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran, masyarakat Bali dapat menunjukkan bakat dan kemampuan mereka dalam bidang seni ukir kayu atau bambu.
Selain itu, ogog-ogoh juga menjadi ajang kompetisi antara desa-desa atau kelompok-kelompok pemuda untuk membuat patung-patung raksasa yang paling unik dan menarik.
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung boneka yang dibuat menyerupai raksasa (bhuta) dan diarak dalam pawai jelang Hari Raya Nyepi. Ogog-ogoh menggambarkan wujud Bhuta Kala, yaitu kekuatan alam semesta dan waktu yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Ogoh-ogoh memiliki sejarah, makna, dan fungsi yang sangat penting dalam perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh berfungsi sebagai media pengusiran roh-roh jahat atau bhuta kala dari lingkungan desa atau kota, media penyucian diri bagi umat Hindu sebelum menjalani hari suci Nyepi, serta media ekspresi seni dan kreativitas bagi masyarakat Bali.