Find Us On Social Media :

Abai Dana Darurat, Keuangan Bisa Sekarat

By Arnaldi Nasrum, Selasa, 3 November 2015 | 08:00 WIB

Abai Dana Darurat, Keuangan Bisa Sekarat

Intisari-Online.com - Menyusun perencanaan keuangan tanpa memasukkan dana darurat ibarat merencanakan perjalanan menggunakan mobil tapi tidak menyiapkan ban serep. Bisa jadi perjalanan lancar tanpa mengalami ban bocor. Kita lalu berpikir, ah apa gunanya ban serep? Akan tetapi, ketika mengalami ban bocor dan jauh dari bengkel tambal ban, barulah kita menyadari betapa pentingnya membawa ban serep. Begitu pula dengan danadarurat.

Seperti perjalanan menggunakanmobil tadi, kita tidak dapat mengetahuikapan hal-hal tak terduga terjadi. Entah itu kehilangan pekerjaan ataupun musibah yang membutuhkan uang dalam jumlah besar. Tanpa ada dana darurat, ketika mengalami musibah yang membutuhkan uang, biasanya kita akan berhutang. Entah berhutang ke saudara (dengan menyingkirkan rasa malu kadang-kadang) atau berhutang ke kartu kredit. Yang terakhir itu kalau tidak disikapi secara bijak bisa membuat kita terjebak pada hutang konsumtif dengan bunga yang tinggi.

Nah, sungguh disayangkan jika perencanaan keuangan yang telah kita susun sedemikian rupa harus berantakan karena tidak memiliki dana darurat saat mengalami musibah. Padahal, jika dipersiapkan dengan baik, dana darurat akan menjamin pengelolaan keuangan kita. Semua akan aman, apa punkondisi yang dihadapi!

Pandji Harsanto, Senior Advisordi Firma Perencanaan KeuanganOneShildt Financial Planning mengungkapkan, dana darurat memiliki dua fungsi utama yang dapat menjamin masa depan seseorang. Pertama, dana darurat dapat menjaga kondisi keuangan dari ketidaksiapan menghadapi hal-hal yang tidak direncanakan. Perlu dipahami, hal-hal yang tak terduga sering kali tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan rutin. Namun, adanya dana darurat membuat kita dapat mengatasi keperluan yang mendesak. Kita tak perlu meminjam pada pihak lain. Apalagi berhutang dengan bunga yang sangat tinggi.

Kedua, dana darurat melindungi investasi masa depan. Caranya adalah dengan menjamin kondisi saat ini. Sejauh pengamatan Pandji, sebuah keluarga akan sangat sulit melakukan investasi masa depan jika kondisi saat ini saja tidak aman. Jadi, kondisi masa depan bergantung pada apa yang kita alami saat ini.

Nah terlepas dari hal tersebut, menurut Pandji, jumlah dana darurat yang harus disediakan harus disesuaikan dengan jumlah tanggungan dalam keluarga.

(Untuk lebih lengkapnya, lihat Intisari edisi November 2015)