Intisari-Online.com - Seperti halnya pekerjaan baru, rejeki nomplok dapat membuat perencanaan keuangan berantakan dan berpotensi menjadi sumber utang yang tak pernah terpikirkan. Entah uang tersebut berasal dari warisan, mendapatkan door prize atau hasil menang lotre, Cecilia Beach Brown, seorang perencana keuangan bersertifikat Lincoln Financial Securities di Maryland, mengatakan seseorang terdorong menyalahgunakan uang dalam jumlah besar yang didapatkan.
“Orang-orang dalam pikirannya cenderung untuk lebih sering menghabiskan uangnya. Ini adalah mental yang membuat mereka berada dalam situasi yang sulit,” jelasnya. Dengan menghabiskan uang tanpa perencanaan, orang akan tidak disiplin dalam menggunakan uang mereka dan berakhir pada pembiayaan besar. Ini kemudian akan berujung pada utang.
Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan liburan tanpa perencanaan anggaran, ia akan cenderung untuk menghabiskan uangnya dalam jumlah yang besar meski tidak menjadi prioritas. Hal ini kemudian akan membuatnya tidak sadar sakunya menjadi bolong.
Sebagai solusi, Brown menganjurkan setiap orang menggunakan aturan ketika berhadapan dengan arus masuk kas. Menurutnya, sepertiga dari keuangannya harus disisihkan untuk pajak. Lainnya juga harus dimasukkan ke dalam alokasi tabungan untuk masa depan. Yang terakhir, dapat digunakan untuk bersenang-senang.