Penulis
Intisari-Online.com - Tidak sedikit orangtua yang mengeluh lantaran sang buah hati merasa uang sakunya kurang. Tak jarang, si anak merengek meminta tambahan duit lantaran uang saku sudah habis. Urusan uang saku anak memang seringkali menjadi perkara gampang-gampang susah.
Perencana keuangan OneShildt Financial Planning Risza Bambang mengatakan, manfaat utama pemberian uang saku adalah memberi pelajaran sejak dini pada anak mengenai fungsi, kegunaan serta nilai uang.
Terkait dengan besarnya uang saku yang yang diberikan kepada anak, tidak ada patokan tertentu untuk nilai uang saku. Yang jelas, orangtua harus menyesuaikan nilai uang saku dengan usia dan kebutuhan anak. “Jangan memberikan uang saku yang terlalu besar agar anak belajar memahami nilai uang dan menciptakan motivasi untuk memperoleh uang yang lebih besar di masa depan,” ujar Risza.
Lantaran disesuaikan dengan usia dan kebutuhan, nilai uang saku anak SD tentu berbeda dengan uang saku anak SMA. Karena itu, orangtua harus mengetahui kebutuhan anak setiap hari. Misalnya, anak perlu membeli makanan dan minuman saat jam istirahat di sekolah. Risza mengatakan, orangtua sebaiknya menyesuaikan uang saku dengan harga makanan yang tersedia di kantin sekolah.
Perkirakan juga kuantitas jajanan yang dibutuhkan anak. Sebaiknya, uang saku untuk anak hingga kelas 5 SD hanya untuk jajan saat rehat. Sedangkan kebutuhan makan siang tetap dibawakan dari rumah.
Selain kebutuhan jajan, anak yang berangkat sekolah menggunakan kendaraan umum membutuhkan uang saku untuk ongkos transportasi. Karena itu, uang saku anak juga sudah harus memasukkan biaya ini. Orangtua harus tahu berapa ongkos transportasi yang dibutuhkan anak untuk ke sekolah maupun pulang ke rumah.
Seiring kenaikan jenjang sekolah, kebutuhan anak biasanya bertambah. Maklum, anak biasanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Karena itu, uang saku anak juga harus mencakup biaya kebutuhan saat anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk anak SMP, Risza menyarankan, uang saku perlu mencakup biaya membeli buku dan biaya transportasi. Sedangkan uang saku anak SMA dan kuliah bisa ditambah dengan uang untuk biaya praktikum maupun dana untuk sosialisasi, seperti menonton bioskop. (Kontan)