Find Us On Social Media :

Hindari Konsumsi Gula Berlebih! (1)

By Monalisa Darwin D, Kamis, 16 Juli 2015 | 16:00 WIB

Hindari Konsumsi Gula Berlebih! (1)

Intisari-Online.com - Rasa manis pada gula memang menjadi kesukaan banyak orang. Namun, sebagian masyarakat tidak menyadari bahwa mereka mengonsumsi gula dalam jumlah yang berlebih. Mungkin kita juga sebelumnya tidak tahu bahwa salah satu faktor penyebab stres adalah karena gula, yang dapat melemahkan pertahanan tubuh terhadap penyakit. Jadi, hindarilah konsumsi gula berlebih!

Makanan manis sangat mudah dijumpai, terlebih saat ini masa lebaran, seperti camilan, kue, dan minuman. Beberapa bahan yang mengandung gula olahan adalah sukrosa, madu, fruktosa, glukose, dektrose, levulose, maltose, gula mentah, gula coklat, pemanis jagung, dan lainnya. Bahan-bahan inilah yang pada akhirnya menyebabkan berbagai penyakit karena mereka merupakan gula sederhana yang hanya membutuhkan waktu sedikit saja untuk dicerna ke dalam aliran darah dan akan mengganggu biokimia tubuh.

Makanan yang paling sering mengandung bahan-bahan tersebut, yaitu donat, soft drink, saus, agar-agar, gula-gula, permen karet, dan bir. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai membatasi diri untuk mengonsumsi asupan gula agar tidak menjadi penyakit yang berbahaya di dalam tubuh.

Sebenarnya, tidak sedikit orang yang sudah mengetahui bahwa mengonsumsi gula yang berlebih akan berbahaya untuk tubuh, namun seakan tidak digubris dan tetap menikmati makanan dan minuman manis. Asupan gula yang berlebih dapat menyebabkan ketidakseimbangan di dalam tubuh dan akan menimbulkan alergi makanan, diabetes, kerusakan gigi, kanker, osteoporosis, arthritis, dan kelenjar endoktrin.

Tidak hanya itu, gula yang berlebih di dalam tubuh juga akan mengacaukan rasio kalsium atau fosfor. Peneliti juga menemukan bahwa ketika mengonsumsi gula, kalsium gula akan naik dan mengekskresikannya dengan mengambil dari tulang serta jaringan-jaringan, karena disana adalah tempat penyimpanannya dalam tubuh. Kekurang kalsium pada tulan inilah yang kemudian menyebabkan osteoporosis.