Find Us On Social Media :

Ingat, Beras Terbaik Itu Bukan Beras yang Paling Putih!

By Ade Sulaeman, Minggu, 4 Oktober 2015 | 07:00 WIB

Ingat, Beras Terbaik Itu Bukan Beras yang Paling Putih!

Intisari-Online.com - Bagi orang Indonesia, tiada hari tanpa nasi. Itu sebabnya, orang Indonesia menjadi pengonsumsi beras paling tinggi di antara negara-negara lain di Asia. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perdagangan, konsumsi beras (rumah tangga dan restoran) di Indonesia mencapai 114kg/tahun. Padahal, rata-rata konsumsi nasi di Asia adalah 90kg/tahun.

"Nasi sudah dianggap take it for granted. Coba bayangkan kalau besok enggak ada nasi," tukas pemerhati kuliner Bondan Winarno, dalam acara Festival Nasi Indonesia yang digelar Philips Indonesia di The Hall, Senayan City, Jakarta, Rabu (30/9).

Namun meski menjadi pengonsumsi nasi, banyak dari kita yang masih salah dalam memilih beras yang baik. Menurut Bondan, di antara begitu banyak pilihan beras di pasaran, orang Indonesia lebih suka beras "ningsih". Alias, bening dan bersih. "Padahal, beras yang putih sekali itu beras yang sudah dipoles beberapa kali sehingga most of the best nutritious ingredient-nya sudah hilang. Beras pecah kulit adalah the best rice, meski warnanya dekil-dekil dikit," ujarnya.

Selain beras putih, masih banyak pilihan beras yang bisa Anda konsumsi. Misalnya beras merah dan beras hitam. Atau dari asalnya, seperti beras krayan yang ditanam di dataran tinggi Krayan, Kalimantan Timur. Beras yang sedang populer ini termasuk beras organik, karena sistem penanamannya yang sangat alami. Berasnya berwarna putih, harum, dan sangat pulen.

Beda jenis beras, beda pula kadar air yang digunakan untuk memasaknya. Beras merah, misalnya, harus dimasak dengan lebih banyak air. Agar nasi hasilnya tidak terlalu keras, Bondan menyarankan untuk mencampur beras merah dengan beras putih saat memasaknya. Begitu juga dengan beras hitam.

"Semua beras punya sifat masing-masing. Kalau sudah memilih jenis beras tertentu, trial saja dulu memasaknya. Terlalu lembek atau terlalu pera? Itu bukan karena aturan dari rice cooker-nya, tapi dari feeling kita saja. Kalau memasak beras hitam pakai takaran yang sama, nanti jadi terlalu keras. Harus ditambah airnya," pungkas Bondan.

(Felicitas Harmandini / www.tabloidnova.com)