Find Us On Social Media :

Memperbaiki Kadar Kolesterol dengan Walnut

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 3 Februari 2016 | 11:00 WIB

Memperbaiki Kadar Kolesterol dengan Walnut

Intisari-Online.com - Terlepas dari apa pun cara berdiet kita, sebuah studi terbaru menyebutkan, diet yang diimbangi dengan mengonsumsi walnut merupakat cara paling efektif untuk mengatur kadar kolesterol. Benar, oleh para peneliti dari University of California itu, disebutkan bahwa kita bisa memperbaiki kadar kolesterol dengan walnut.

Dalam penelitian ini, para peneliti membagi para peserta menjadi tiga kelompok diet yang berbeda. Kelompok pertama menjalani diet rendah lemah dan tinggi karbohidrat. Kelompok kedua menjalani diet tinggi lemak dan rendak karbohidrat. Dan kelompok ketiga, mengikuti diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang kaya akan walnut sebagai salah satu sumber asam lemak tak jenuh ganda.

Setelah itu, para peneliti mengambil sampel darah dari para peserta untuk mengukur kadar kolesterol mereka. Pengukuran ini bertujuan untuk melihat berbedaan kolesterol di awal studi dan enam bulan kemudian.

Dan enam bulan kemudian, para penelitian menemukan bahwa ketiga kelompok kehilangan jumlah berat badan yang relatif sama, rata-rata penurunan berat badan berada di angka 8%. Namun ketika melihat kadar kolesterol peserta, ditemukan bahwa diet kelompok ketiga memiliki efek paling menguntungkan pada kadar lipid tubuh, menurunkan kadar low-density lipoprotein (LDL) yang lebih dikenal sebagai Kolesterol jahat, dan meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL).

“Apa yang kami temukan adalah bahwa diet tinggi minyak sehat bisa memperbaiki kadar lipid dan kolesterol. Namun, peserta yang mengonsumsi lemak tak jenuh selain dari kenari, tidak mendapatkan keuntungan yang sama,” papar penulis studi Cheryl Rock.

Tak hanya itu, para peneliti juga mengukur sensitivitas peserta terhadap insulin. Sebagai individu yang kelebihan berat badan sering memiliki resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon insulin, terkait dengan peningkatan risiko diabetes, penyakit jantung, dan kanker.