Disebut Bank Tertua di Asia, Inilah Sejarah De Javanesche Bank Soerabaia

Afif Khoirul M

Penulis

Bangunan De Javanesche Bank Soerabaia.

Intisari-online.com - Salah satu tempat bersejarah di Jawa Timur adalah Gedung De Javanesche Bank Soerabaia (Surabaya).

Gedung ini memiliki sejarah panjang sebagai cikal bakal lahirnya bank di Indonesia.

Namun, pada mulanya perbankan di Indonesia tak bisa lepas dari adanya kolonial Hindia Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).

VOC merupakan induk dari perusahaan dagang milik Belanda yang dihimpun di Batavia tahun 1619.

Nah, salah satu peninggalannya adalah gedung bekas bank yang ditinggalkan di Surabaya.

Gedung tersebut adalah milik De Javanesche Bank yang didirikan pada tahun 1828 merupakan bank Belanda yang kini berkembang menjadi bank sentral Indonesia.

Bahkan juga menjadi cikal bakal bank Belanda lainnya, seperti Nederlandsch Indische Escompto Maatschapij, Maatschapij, Nederlands Indische Handelsbank.

Sementara itu De Javanesche Bank masih meinggalkan sisa bangunan di Jl.Garuda No.1, Surabaya.

Bangunannya sendiri mengusung konsep Neo-Renaisssance dengan unsur simetris seluas 1000 meter.

Gedung ini sudah dipugar pada tahun 1910.

Kemudian difungsikan pertama kali pada tahun 14 September 1829, oleh pemerintah Hindia Belanda.

Baca Juga: Diklaim Sebagai Piramida Tertua di Dunia, Inilah Misteri Situs Gunung Padang

Sehingga tak heran jika bekas bangunan ini merupakan salah satu tempat bersejarah di Surabaya.

Pertama kali didirikan oleh Belanda, De Javanesche merupakan bank sirkulasi tertua di wilayah Asia.

Bank ini mendapat oktroi dari raja Willem I.

Bank ini juga mengatur peredaran uang Hindia-Belanda, dan menjalankan tugasnya sebagai Bank yang mengatur peredaran uang Hindia-Belanda.

De Javanesche Bank didirikan setelah perusahaan dagang Belanda bernama Naderlandsche Handel Maatschappij (NHM).

Dibangun pada tahun 1828, kemudian De Javanesche Bank resmi dibuka pada 14 September 1829.

Namun, gedungnya sempat dirobohkan pada 1910 diganti dengan bangunan baru hasil rancangan arsitek terkemuka bernama N.V Architecten-ingenieursbureau Hulswit ed Fermont te Weltvreden en Ed.

Tugas pertama De Javanesche Bank adalah mengeluarkan uang dan mengedarkan uang kertas, mendiskonto wesel, surat hutang jangka pendek, dan obligasi negara, menjadi kasir pemerintah.

Hingga melakukan tugas menyimpan dan menguasai dana-dana devisa, serta bertindak sebagai pusat kliring sejak 1909.

Awalnya menjadi bank sirkulasi namun menjalankan sebagai bank umum, sehingga bersaing dengan bank lainnya.

Hingga akhirnya mengalami beberapa perubahan fungsi, dan kemudian menjalankan peran sebagai bank sentral.

Baca Juga: Banyak Bangunan Berusia Ratusan Tahun Inilah 5 Tempat Bersejarah di Lasem

Selama paruh abad ke-16 De Javanesche Bank berusaha menstabilkan perekonomian di Hindia Belanda.

Namun, sebelum perekonomiannya tertata De Javanesche Bank direbut oleh Jepang pada tahun 1942.

Setelah kemerdekaan De JavanescheBank menggerakan roda perbankan di Indonesia, sekaligus melakukan nasionalisasi perbangkan di Indonesia.

De Javanesche Bank dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia pada 1951, gedung ini menjadi perwakilan kantor Bank Indonesia dari tahun 1953 hingga 1972.

Kemudian pada tahun 2012 gedung milik Bank Indonesia ini ditetapkan sebagai cagar budaya, kini masyarakat bisa mengunjunginya sebagai museum.

Sekaligus melihat jejak perbankan di Indonesia, dan mengunjunginya secara gratis.

Artikel Terkait