Find Us On Social Media :

Jika Hubungan Seks Sudah Menjadi Korban Mitos (2)

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 25 Mei 2016 | 17:30 WIB

Jika Hubungan Seks Sudah Menjadi Korban Mitos (2)

Intisari-Online.com – Begitu banyak pertanyaan ihwal seks diam-diam orang gumamkan. Namun, tak banyak jawaban memuaskan untuk yang satu itu. Dulu orang kecewa karena seks masih dibungkus tabu, dan orang malu-malu membincangkannya. Kini seks lebih terbuka. Tapi sayang telanjur bikin orang jadi tersesat karena mitos. Demikianlah, seks pun menjadi korban mitos. Tulisan dr. Handrawan Nadesul ini pernah dimuat dalam Healthy Sexual Life 4 terbitan Intisari.

--

Kasus lain yang sering terjadi, adanya kenyataan istri lebih sering tertinggal untuk sama-sama memetik kenikmatan seks yang menjadi haknya. Kasus istri menghadapi suami yang bisanya cuma "tembak langsung", misalnya. Pada kasus demikian seks istri tak pernah naik kelas. Rata-rata istri belajar seks dan perkawinannya (learning by doing sex).

Kebanyakan suami sebetulnya bukannya tidak tahu kalau perempuan itu perlu sejumlah waktu lebih lama untuk menjadi siap seks. Ketika seks tak cukup hanya naluri (basic instinct), ada yang perlu dikelola (oleh suami) manakala seks mulai dipraktikkan.

Gugurnya mitos “Long John”

Lorong Mrs. V memiliki apa yang disebut G-Spot. Itulah daerah paling peka rangsang wanita. Secara faali, daerah paling peka rangsang di lorong Mrs. V itu terletak pada kedalaman dua inci atau sepertiga kedalaman dari permukaan. Artinya, Mr. P hanya perlu sepanjang dua inci waktu ereksi untuk bisa membangkitkan rasa nikmat dan puas seksual istri.

Rata-rata panjang Mr. P saat ereksi lebih dan 10 cm. Kalau kurang dari 6 cm atau dua inci saja sudah cukup untuk menyentuh G-Spot, maka kecemasan lelaki punya mustika yang sealit-alitnya pun sungguh tidak beralasan sehingga tak perlu gundah gulana.

Kesibukan lelaki terus mencari bagaimana membesarkan dan memanjangkan mustikanya itu harus dianggap tak masuk nalar medik. Apalagi kalau harus membayar mahal. Belum kalau harus menjadi korban karena hampir semua reparasi barang berharga itu cenderung membahayakan kesehatan.

Berbeda dengan organ tubuh lain, Mr. P memiliki pembuluh darah buntu (endartery). Segala otak-atik yang bikin rusak pembuluh darah Mr. P berisiko bikin kematian jaringan. Termasuk membesarkannya dengan teknik pompa vakum. Selain tak ada gunanya gede-gede, belum tentu aman pula.

Anggapan bahwa Mr. P dapat dibuat gempal seperti hasil olah binaraga sungguh keliru besar. Mitos Mr. P bisa seperti otot bisep lengan pun hanya mimpi lelaki kuno. Sebab, badan Mr. P itu menyerupai jaringan busa (corpus cavernosa) yang kodratnya dapat diisi oleh darah. Besar dan kerasnya penis karena dalam tempo seketika terjadi curahan sejumlah darah yang mengisi badannya. Untuk itu perlu pembuluh darah dan saraf di situ yang dijaga tetap bugar.

G-Spot lelaki

Kebanyakan lelaki dihantui rasa takut gagal memuaskan pasangannya. Mitos perempuan jalang (nymphomaniac) yang tak pernah terpuaskan seksnya itu dianggap seolah sedang diidap istrinya juga. Maka rasa gelisah tak memuaskan pasangannya itu yang membuat lelaki terus berkelana mencari obat kuat seks.