Penulis
Intisari-Online.com - Jika rasa lapar dan haus bisa ditahan hingga waktu berbuka tiba. Tapi, bagaimana dengan kebutuhan seksual? Asal dilakukan di waktu yang tepat (setelah berbuka puasa) dan keinginan itu timbul dari kedua belah pihak, tak ada yang merasa terpaksa atau menggerutu, tentu tak akan jadi masalah.
“Itu tidak apa-apa. Kan, kemesraan tidak selalu dilambangkan dengan frekuensi seks. Semua itu perlu disepakati. Termasuk jika salah satu ada hasrat. Ketika salah satu pasangan sedang malas, ya pasangan harus tahu trik merayunya. Sebab sexual pleasure bisa juga dibangkitkan dengan emosi, dipuji atau dirayu, bukan dengan paksaan dan yang penting salah satu jangan juga merasa ditolak,” jelas Reynitta.
Agar kualitas seks dan fisik tetap terjaga meski tubuh sudah seharian berpuasa, lakukan trik ini:
1. Kondisi Relaks
Lupakan sejenak pekerjaan dan rutinitas agar otak dan tubuh bisa merespons stimuli dengan baik. Lakukan seks kala Anda dan pasangan sudah siap dan sudah selesai menunaikan ibadah, hal ini penting agar saat bercinta tubuh sudah fokus dan merasa relaks. Setelah itu, jangan lupa lakukan mandi besar atau mandi junub setelah melakukan hubungan seks sebelum sahur.
2. Posisi
Jangan terlalu membuat gerakan begitu aktif atau kelewat dinamis, biasanya ketika berbuka tubuh akan merasa lebih cepat lemas dan tidak bersemangat.
Cukup memilih posisi yang mampu membuat Anda meraih kenikmatan bersama, namun tidak mudah membuat lelah. Contohnya seperti posisi women on the top (missionaris), miring, bent over ataupun posisi doggie style dengan ritme gerakan bercinta yang tidak terlalu cepat.
3. Persingkat Waktu
Cobalah mempersingkat waktu foreplay karena akan cukup menguras tenaga Anda. Sebaliknya, lebih fokus pada tahap penetrasi sehingga Anda dan pasangan dapat lebih berkonsentrasi dengan kenikmatan atau momen orgasme ketika bercinta.
Saran yang ketiga ini juga sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan pasangan agar tercipta rasa saling pengertian.
Terpenting dari bercinta bukanlah berapa lama waktu bercinta, melainkan kualitas bercinta yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan serta hubungan yang harmonis.
(Ade Ryani HMK/tabloidnova.com)