Find Us On Social Media :

Apa yang Dilakukan oleh Wanita bila Mendapati Hubungan Seks yang Tidak Menyenangkan?

By K. Tatik Wardayati, Senin, 11 Juli 2016 | 17:20 WIB

Apa yang Dilakukan oleh Wanita bila Mendapati Hubungan Seks yang Tidak Menyenangkan?

Intisari-Online.com – Apa yang dilakukan oleh wanita bila mendapati hubungan seks bersama pasangannya tidak menyenangkan? Kebanyakan wanita menyebutkan memalsukan kenikmatan seksual ini untuk mempercepat orgasme pria mereka dan mengakhiri hubungan seks yang tidak mereka nikmati. Demikian menurut para peneliti yang mewawancarai sekelompok kecil wanita berusia 19 – 28 yang aktif secara seksual setidaknya selama satu tahun.

“Sementara beberapa wanita berbicara tentang memalsukan orgasme mereka dengan cara yang positif, misalnya, pengalaman yang menyenangkan yang membuat tinggi gairah mereka sendiri, banyak berbicara tentang pura-pura nikmat dalam konteks pengalaman seksual yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan,” kata salah satu peneliti Emily Thomas dari Ryerson University di Toronto, Kanada.

Dari hasil survei tersebut, para peneliti dikejutkan oleh sejauh mana wanita yang menghubungkan praktik berpura-pura orgasme dengan seks yang tidak diinginkan. Meskipun para wanita diminta untuk berbicara tentang seks konsensual, mereka berbicara secara eksplisit dari pengalaman seksual yang bermasalah. Hasil wawancara dianalisis untuk mengeksplorasi bagaimana para wanita bernegosiasi dan memperhitungkan masalah seks, dalam kontens melebih-lebihkan kesenangan seksual dan berpura-pura orgasme.

Analisis menunjukkan bahwa para wanita tidak pernah menggunakan istilah seperti perkosaan dan pemaksaan untuk merujuk pada pengalaman mereka sendiri, meskipun deskripsi mereka dari peristiwa tersebut bisa dikategorikan demikian. Sebaliknya, para wanita menggambarkan pengalaman mereka dari seks yang tidak diinginkan dengan cara tidak langsung. Misalnya, wanita menggunakan istilah “buruk” untuk menggambarkan seks yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan.

Para wanita mengatakan, memalsukan orgasme sebagai sarana untuk mengakhiri hubungan seksual yang mengganggu tersebut. Dengan kata lain, berpura-pura orgasme memberikan solusi untuk mengakhiri seks. Penemuan ini kemudian dipresentasikan oleh British Psychological Society’s pada konferensi tahunan psikologi wanita di Windsor, Berkshire, Inggris. (healthsite)