Find Us On Social Media :

Mungkinkah Vagina Mengalami Depresi?

By K. Tatik Wardayati, Senin, 25 Juli 2016 | 18:00 WIB

Mungkinkah Vagina Mengalami Depresi?

Intisari-Online.com – Kita mungkin bertanya-tanya apakah vagina benar-benar bisa mengalami depresi? Ternyata, itu benar. Vagina bisa memiliki perubahan suasana 'hati' seperti kita. Ia bisa merasa senang atau tertekan.

Dalam istilah medis, seorang wania mengalami vulvodynia. Pada dasarnya, itu adalah kondisi vagina yang sangat menyakitkan, yang mempengaruhi 200 ribu dan enam juta wanita di AS setiap tahun. Namun banyak wanita yang tidak tahu bahwa mereka memilikinya atau tidak mengakuinya.

Vulvodynia adalah sindrom nyeri kronis pada vagina yang datang tanpa peringatan dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.  Ini disertai dengan gejala seperti terbakar, menyengat, gatal, berdenyut, bengkak, dan nyeri yang sering digambarkan sangat menyakitkan.

Yang menyedihkan adalah tidak diketahui penyebab vulvodynia, dan sampai saat ini, bahkan dokter tidak mengenalinya sebagai sindrom nyeri yang nyata, jelas Sherry Ross, MD., ahli kesehatan wanita di Santa Monica, California. Diagnosis bisa sangat sulit, karena vagina terlihat normal saat pemeriksaan, jelas Ross. “Biasanya kita melakukan tes dengan kapas lalu menerapkan tekanan ke berbagai daerah vagina dan meminta pasien untuk mengevaluasi keparahan rasa sakit saat disentuh.”

Meskipun tidak ada obat untuk vulvodynia, ada perawatan yang bisa dilakukan. Beberapa dokter meresepkan antidepresan dosis rendah.

“Tidak jelas mengapa antidepresan bekerja untuk beberapa wanita dengan kondisi tersebut, tapi itulah yang dilakukan,” jelas Tara Allmen, ginekolog. Dosis antidepresan untuk mengobati vulvodynia jauh lebih rendah daripada yang digunakan untuk gangguan depresi yang sebenarnya. Itu berarti wanita mengobati vulvodynia mereka dengan resep juga harus menghindari efek samping seperti kenaikan berat badan dan libido berkurang. Sayangnya, untuk menyembuhkannya membutuhkan waktu beberapa bulan.

Untuk menangkal vagina depresi yang terbaik adalah melakukan seks lebih. Seks itu mengeluarkan kolagen yang sehat dan sel elastin dan mempertahankan aliran darah ke daerah tersebut, jelas Maria Sophocles, MD, obgin, direktur medis dari kesehatan wanita dari Princeton, New Jersey.

Jika tidak mendapatkan banyak kegiatan seks pada hari ini, saat inilah masturbasi berguna. Masturbasi dan seks mempertahankan struktur vagina, terutama pembukaan, yang dapat perlahan-lahan memperpendek sesuai dengan usia kita.

Intinya, bila tidak ingin mengalami serius vagina depresi, lakukan sebanyak mungkin seks, terutama dengan diri sendiri, bila tidak mungkin dengan pasangan. (womenshealth)