Penulis
Intisari-Online.com - Sildenafil atau lebih dikenal dengan Viagra merupakan penyelamat pria yang aktif secara seksual tapi mengalami kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksinya.
Pil kecil berwarna biru ini mengatasi disfungsi ereksi dengan meningkatkan aliran darah ke bagian penis. Walau begitu, mengonsumsi pil ini secara berlebihan dari yang dianjurkan bisa menyebabkan gangguan ereksi permanen.
Para pria yang mengonsumsi viagra biasanya adalah mereka yang menganggap kemampuan seksual sebagai hal yang penting. Kondisi itu tidak jarang membuat pria jadi berlebihan mengonsumsinya.
Viagra bukan hanya berpengaruh pada organ genital pria, tapi juga seluruh tubuh. Konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan priapism, ereksi yang tidak nyaman dan tidak proporsional yang bertahan lebih dari empat jam.
Ereksi yang terlalu lama juga sangat berbahaya karena dapat merusak jaringan penis dan kerusakannya permanen.
Pil biru ini bekerja dengan menghambat enzim phosphodiesterase type 5 (PDE-5), membuat otot di penis rileks dan aliran darah mengalir lancar, sehingga terjadi ereksi.
Walau begitu, akibat dari mekanisme tersebut adalah ada banyak darah yang mengalir ke penis, menyebabkannya bengkak. Terkadang diperlukan operasi untuk mengurangi darah yang memicu pembengkakan.
Karena viagra adalah obat yang meningkatkan nitrat oksida, yang juga vasodilator (penurun tekanan darah), maka dosis yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan kardiovaskulas, mulai dari fluktuasi tekanan darah sampai irama jantung tidak teratur.
Efek samping lain yang bisa terjadi adalah penglihatan kabur, penurunan kemampuan pendengaran, diikuti dengan rasa pusing dan suara berdering di telinga.
Oleh karena itu, perlu diingat bahwa mengonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan sangat penting. Seperti obat disfungsi ereksi lainnya, viagra juga bisa bertahan dalam darah sampai 24 jam. Itu sebabnya dokter hanya merekomendasikan satu pil sehari.
(kompas.com)