Find Us On Social Media :

Seni Berciuman untuk Menghidupkan Hubungan

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 17 Agustus 2016 | 18:30 WIB

Seni Berciuman untuk Menghidupkan Hubungan

Intisari-Online.com – Berciuman adalah bagian penting dari foreplay. Banyak dari kita yang menganggapnya sebagai hal yang paling intim yang dilakukan oleh dua orang, jauh lebih intim daripada seks. Ciuman membawa gairah dan asmara untuk bercinta, dan sering kali sebagai bentuk pertama dari kontak seksual yang dilakukan.

Ciuman pertama mempunyai arti khusus seperti halnya pertama kalinya berhubungan seks, dan kebanyakan dari kita mengingatnya dengan jelas. Tapi ciuman jauh lebih dari ekspresi cinta dan keinginan.

Menurut Valerie Reiss, berciuman sebenarnya memiliki manfaat kesehatan yang melampaui kesenangan mendalam, seperti: mengurangi tekanan darah, menyembuhkan kram dan sakit kepala, mengeluarkan hormon bahagia (dopamin, serotonin, dan oksitosin), membantu membakar kalori, meningkatkan rasa percaya diri. Berciuman juga meregangkan otot-otot rahang, dan membuat wajah Anda lebih menarik. Berciuman juga membantu kita menilai seksual secara kompatibel.

Faktor terakhir mungkin yang paling penting. Jika seseorang adalah pencium yang buruk, tidak peduli seberapa ganteng atau cantiknya ia, mungkin menjadi tidak menyenangkan. Seni dari berciuman itu memiliki kekuatan untuk merayu orang lain. Jika ciuman itu menyenangkan, tentunya sulit untuk melepasnya. Tapi bila tidak, benar-benar akan mematikan!

Mencium dapat mengungkapkan banyak tentang kedinamisan antara dua individu. Tidak perlu hingga memuaskan seperti halnya seksual, tetapi dua orang yang saling menikmati dan saling mencintai. Ketika hubungan mulai mendalam, dua orang berpasangan seirng menghabiskan lebih banyak waktu berciuman daripada berhubungan seks. Tetapi kadang-kadang, dalam hubungan jangka panjang, pasangan terus berhubungan seks, justru berhenti berciuman. Perlu diingat saja, bahwa ciuman membawa percikan yang diperlukan dalam hubungan seksual. Dan jika hilang, ini harus dihidupkan kembali. (idiva)