Laut China Selatan 'Diporak-porandakan' Majapahit Gara-gara Bajak Laut Filipina dan Tiongkok

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Diorama bernama Armada Perang Majapahit Abad Ke-14 yang terletak di Diorama Sisi 1 di lantai dasar Tugu Monas, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Intisari-Online.com-Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur yang pernah berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 M.

KeistimewaanMajapahitadalah pada kemampuannya menyinergikan tradisi pelayaran-perniagaan sungai dan tradisi agraris dengan potensi kemaritiman yang telah dikuasainya.

KerajaanMajapahitmenguasai wilayahnya melalui kebiasaan ekspansi yang mengedepankan cara-cara persuasif.

Apabila cara-cara yang bersifat persuasif tidak berhasil, maka kekuatan militer digunakan.

Jika suatu daerah takluk di bawah kekuasaan Majapahit, maka pada umumnya Pemerintah Majapahit tidak mencampuri urusan internal daerah tersebut.

Majapahit hanya mewajibkan daerah bawahannya untuk menyampaikan upeti atau uang takluk.

Aktivitas Majapahit yang membuktikan perkembangannya di bidang kemaritiman pada kerajaan tersebut datang dari luar Jawa, Kalimantan, Bali, Sumatra, dan Semenanjung Malaysia.

Kerajaan MajapahitmenggunakanKapal Jung Jawasecara besar-besaran sebagai kapal angkut militer.

Mengutipnationalgeographic, kapal Jung adalah kapal layar tradisional yang digunakan oleh orang Jawa pada zaman dahulu.

Jung merupakan kapal laut yang besar, biasanya dipakai untuk berdagang dengan jarak yang jauh ataupun untuk berperang.

Jung Jawa memiliki sepasang kemudi di buritan, sebuah rumah di atas geladak.

Baca Juga: Sampai Bikin Singapura Ajak 3 Negara Lain untuk 'Keroyok' Indonesia, Benarkah Kebaya Ada Sejak Majapahit?

Kapasitas Jung berkisar 200-300 ton dan mampu mengarungi Laut Jawa, Laut China hingga Teluk Benggala.

Jung Jawa yang terbesar mencapai hingga 1.000 ton, yaitu Jung yang dipakai orang Jawa untuk menyerang Malaka pada tahun 1513.

Sementara jumlah terbesar Jung perang Majapahit mencapai 400 kapal yang dikelompokkan menjadi 5 armada.

Kapal-kapal itu mampu menampung hingga 800 prajurit dengan panjang mencapai 50 depa atau setara 100 meter.

Untuk ukuran kecil, kapal ini memiliki panjang 33 meter dengan kapasitas 121 prajurit.

Tidak diketahui berapa tepatnya jumlah total Jung yang digunakan oleh Majapahit, tetapi mereka dikelompokkan menjadi 5 armada.

Jung Jawa memiliki empat tiang layar dengan tiang-tiang itu terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis.

Bobot Jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis.

Menurut laporan penelitianSejarah Maritim Indonesiaoleh Safri Burhanuddin, Majapahit sangat total menjaga wilayah kekuasaannya.

Ketika bagian Barat Kalimantan pada tahun 1369 Masehi dikacaukan oleh bajak laut dari Sulu, Filipina, yang dibantu oleh Tiongkok, segera armada Majapahit muncul di lautan Tiongkok Selatan, sehingga daerah tersebut terhindar dari pengacau.

Pada tahun 1370 Masehi, tiga orang raja di Nusantara berusaha melepaskan diri dari Majapahit.

Baca Juga: Sampai Bikin Singapura Ajak 3 Negara Lain untuk 'Keroyok' Indonesia, Benarkah Kebaya Ada Sejak Majapahit?

Mereka mengirimkan utusan sendiri ke Tiongkok, akibatnya Majapahit mengirimkan armada dan pada tahun 1377 raja-raja tersebut dibinasakan.

Sartika Intaning Pradhani dalamLembar Sejarahmenulis, dfektivitas penguasaan Majapahit terhadap wilayah maritimnya tidak dapat dilepaskan dari duo kepemimpinan raja dan patihnya, Raja Hayam Wuruk dan Patih Gadjah Mada.

Pada saat kepemimpinan Hayam Wuruk, kepastian hukum menjadi pilar yang penting dalam kehidupan kerajaan.

Hal tersebut dibuktikan dengan dituliskannya kitab undang-undang Negarakertagama yang mengatur tentang kehidupan kerajaan Majapahit dan untuk menjaga wibawa kerajaan, Majapahit membentuk pengadilan bernamaSaptopati.

Negarakertagama merupakan hukum tertulis Kerajaan Majapahit yang mengatur jalannya roda pemerintahan negara dan kehidupan rakyat Majapahit.

Gadjah Mada mengeluarkan karya yang menyangkut hukum adat antara lain ketika ia menjadi Bekel Bhayangkara para pemuda dibagi dalam duagolongan, yaitudarmaputeradanbhayangkara.

Darmaputeraadalah golongan pemuda yang bertugas sebagai penjaga pusat kedudukan pemerintahan dan mahkota, sedangkan bhayangkara adalah golongan pemuda yang bertugas sebagai penjaga keamanan dan kehormatan negara.

Baca Juga: Kerajaan Majapahit Dulunya Sudah Menguasai Industri Ini Pada Zamannya

(*)

m

Artikel Terkait