Intisari-Online.com – Emosi seorang anak berkembang seiring dengan perkembangan otaknya juga. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja otak dalam jangka panjang. Kita sebagai orangtua sebaiknya tahu bagaimana cara otak anak berkembang sejak dini.
Inilah 4 fase perkembangan otak dan emosi pada anak:
Fase pertama dan utama
Selama tiga bulan pertama setelah dilahirkan, perbedaan emosi dasar dimulai saat korteks selebral mulai berfungsi, dan membawa persepsi kognitif seperti pada saat tidur, perilaku refleks, dan tersenyum.
Fase kedua
Fase ini terjadi antara 9-10 bulan, ketika lotus frontal mulai berinteraksi dengan sistem limbik membentuk reaksi emosional. Pada saat bersamaan, struktur limbik seperti hipppocampus membesar seperti orang dewasa.
Hubungan antara korteks frontal dan hipotalamus dan sistem limbik, yang mengolah sensori informasi, dapat memfasilitasi hubungan antara kognitif dan bidang emosi. Saat semua hubungan ini menjadi padat dan lebih bereleborasi. Di usia ini, seorang anak juga dapat mengalami dan menginterpretasi emosi di waktu yang sama.
Fase ketiga
Terjadi di tahun kedua, ketika bayi mengembangkan kesadaran diri, kesadaran emosi dalam diri, dan kapasitas yang besar untuk meregulasikan emosi mereka dan aktivitasnya. Perubahan ini yang bertepatan dengan pergerakan fisik yang besar dan perilaku eksplorasi, dapat berkaitan dengan mielina silobus frontal.
Fase keempat
Fase ini terjadi ketika anak berusia 3 tahun, ketika perubahan hormonal dalam sistem jaringan saraf otonom bertepatan dengan munculnya emosi. Yang mendasari perkembangan dari emosi tersebut adalah rasa malu yang mungkin muncul, bagian dari sistem otonomi yang mempersiapkan tubuh untuk suatu aksi, sedangkan sistem parasimpati yang menjadi bagian dari sistem otonomi yang melibatkan eksresi dan kematangan eksresi seksual.
(Experience Human Development)