Find Us On Social Media :

Komoditas Apa yang Menarik Bagi Kaum Pedagang untuk Mendatangi Pelabuhan yang Ada di Kepulauan Indonesia? Simak Berikut Ini

By Khaerunisa, Senin, 28 November 2022 | 18:30 WIB

Ilustrasi. Komoditasyang menarik bagi kaum pedagang untuk mendatangi pelabuhan yang ada di Kepulauan Indonesia?

Intisari-Online.com - Komoditas apa yang menarik bagi kaum pedagang untuk mendatangi pelabuhan yang ada di Kepulauan Indonesia?

Pertanyaan "Komoditas apa yang menarik bagi kaum pedagang untuk mendatangi pelabuhan yang ada di Kepulauan Indonesia?" terdapat pada halaman 156 buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013.

Pada masa Hindu-Buddha, Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandar-bandar penting di sekitar Samudra Indonesia dan Teluk Persia.

Selat Malaka merupakan jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dan dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara.

Jalur tersebut merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama “jalur sutra”.

Ramainya rute pelayaran itu pun mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).

Pada saat itu, China di utara dan India di bagian barat daya merupakan dua kekuatan peradaban besar.

Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka pun menjadi lebih sejahtera oleh proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut.

Selama masa Hindu-Buddha di samping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan dan budaya antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat.

Selain berada di jalur perdagangan dunia, Kepulauan Indonesia juga memiliki komoditas yang menarik bagi kaum pedagang untuk mendatangi pelabuhan yang ada di tempat ini.

Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, dan pala.

Bahkan, rempah-rempah menarik bagi para pedagang bukan hanya pada masa Hindu-Buddha, tetapi juga bagi bangsa Eropa.