Find Us On Social Media :

Kita Juga Perlu Memberi Maaf Pada Diri Sendiri

By Tika Anggreni Purba, Selasa, 14 Juni 2016 | 12:00 WIB

Kita Juga Perlu Memberi Maaf Pada Diri Sendiri

Intisari-Online.com - Salah satu ciri orang yang belum bisa memaafkan dirinya sendiri adalah tidak pernah beranjak keluar dari masa lalu. Orang tersebut selalu diliputi dengan rasa malu, rasa bersalah, dan penyesalan yang mendalam. Kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan bisa jadi membelenggu sehingga kita selalu terikat dengan perasaan merasa bersalah.

Kondisi ini biasanya terselubung, tanpa seorang pun yang tahu. Hanya saja, kalau sudah parah, perasaan malu dan bersalah karena kesalahan bisa membuat seseorang berupaya melukai dirinya sendiri.

Selain mengampuni orang lain, kita juga perlu menyelidiki diri sendiri. Adakah kita melakukan kesalahan di masa lalu baik pada diri sendiri atau pada orang lain yang membuat kita terus merasa bersalah?

Contoh kecilnya adalah seorang perokok yang akhirnya jatuh sakit karena sudah candu merokok. Ia merasa bersalah karena tidak mengikuti kata hatinya dan saran orang lain untuk berhenti merokok dulunya.

Problem lain yang juga sering membuat seseorang merasa bersalah pada dirinya sendiri adalah sifat dan karakternya yang buruk. Namun rasa bersalah yang paling buruk biasanya terjadi ketika seseorang itu akhirnya sadar kalau sifat dan kecerobohannya ternyata membuat orang lain terluka, baik sakit secara fisik maupun psikis. Hidupnya tidak akan pernah tenang karena terusik dengan perasaan bersalah. Mau tidak mau, cara terbaik untuk menyelesaikan persoalan ini adalah meminta maaf pada mereka yang telah disakiti dan memaafkan diri sendiri.

Poin pertama untuk mulai memaafkan diri sendiri adalah dengan kejujuran.  Jujur untuk mengakui kesalahan yang pernah dilakukan tanpa mencoba membenarkan diri. Kedua, adalah keberanian. Perasaan bersalah biasanya terus membelenggu, karena tidak ada keberanian untuk mengampuni diri sendiri.

Yang ketiga adalah tegas pada diri sendiri. Kalau kita bisa menghukum diri sendiri dengan terbelenggu perasaan bersalah, maka kita juga berhak untuk tegas pada diri sendiri untuk mengakhiri hukuman itu. Terakhir, belajarlah untuk mengekspresikan kasih  pada orang lain sesering mungkin, dari situ kita akan belajar untuk memaafkan diri. Ingatlah, bahwa cinta dan kasih sayang selalu jadi pemenang.