Find Us On Social Media :

Lakukan 10 Hal Ini Agar Kita Tidak Gampang Sakit Hati (1)

By Tika Anggreni Purba, Senin, 27 Juni 2016 | 11:00 WIB

Lakukan 10 Hal Ini Agar Kita Tidak Gampang Sakit Hati (1)

Intisari-online.com—Saat kita bersikap dengan baik pun, bukan tidak mungkin orang lain masih menyakiti perasaan kita. Akhirnya perasaan tersinggung dan menimbulkan sakit hati. Jika terus dipelihara, sakit hati bisa berkembang menjadi dendam.

Namun kita harus mengakui sebuah fakta. Bahwa selama kita hidup bersama dengan banyak orang, pergesekan karakter sangat mungkin terjadi. Entah itu sakit hati dari pasangan, keluarga, sahabat, bahkan orang yang tidak dekat dengan kita sekalipun. Berikut ini sembilan langkah agar kita mampu mengatasi sakit hati:

1. Kenali maksud dari perbuatan orang tersebut

Apakah perbuatannya memang disengaja atau tidak? Apakah saja salah paham mengenai apa yang dilakukan orang tersebut? Cobalah untuk mendengarkan hati nurani terlebih dahulu.

 Sering kali kita langsung sakit hati karena kita tidak menggunakan logika kita dengan baik. Pilihlah untuk merespon dengan pikiran terlebih dahulu ketimbang langsung bereaksi tanpa berpikir.

2. Lawan keinginan untuk melihat permasalahan hanya dari cara pandang sendiri

Jika kita ingin mengonfrontasi orang yang telah menyakiti kita, jangan hanya melihat dari cara pandang diri kita sendiri. Ketika kita hanya bergantung pada perasaan kita sendiri, kita akan lebih mudah untuk sakit hati. Sebaiknya kita melihat dan menghargai cara pandang orang itu juga.

3. Jangan merasa diri paling benar

Inilah hal yang paling sering membuat kita sangat mudah sakit hati. Yaitu merasa diri kita yang paling benar. Ketika terjadi perbedaan pendapat, bukanlah hal yang bijak kalau kita berpikir ada yang benar dan ada yang salah. Semua pendapat tidak pantas dinilai benar dan salahnya hanya dari cara pandang kita semata.

4. Sadari dan meminta maaflah untuk apapun yang mungkin kita lakukan sehingga situasi semakin memanas

Dalam sebuah konflik, tidak berarti hanya satu pihak saja yang salah. Terimalah kemungkinan bahwa kita juga mungkin bersalah dan berkontribusi dalam masalah itu.

5. Respons bukan reaksi