Find Us On Social Media :

Banyak Alasan Untuk Memaafkan, Termasuk Meneladani 6 Kisah Ini

By Tika Anggreni Purba, Jumat, 15 Juli 2016 | 09:30 WIB

Banyak Alasan Untuk Memaafkan, Termasuk Meneladani 6 Kisah Ini

Intisari-Online.com—Memaafkan merupakan sikap yang dimiliki oleh orang yang berjiwa besar. Itulah sebabnya, terkadang memberi maaf tidak semudah mengucapkannya. Walau begitu, mau tidak mau, memaafkan adalah satu-satunya cara terlepas dari belenggu kebencian.

Berikut enam alasan mengapa kita harus memaafkan:

  1. Tanpa memaafkan tidak akan ada pemulihan diri dan pemulihan hubungan.
  2. Memaafkan bukan berarti memaklumi kesalahan orang lain, tapi tindakan pencegahan agar diri Anda tidak hancur digerogoti kebencian.
  3. Memaafkan memang tidak mengubah masa lalu, namun mengubah masa kini dan masa depan.
  4. Memaafkan bukanlah untuk orang yang lemah, hanya orang yang memiliki jiwa yang besar dan kuatlah yang sanggup memaafkan.
  5. Memaafkan bukan berarti kita harus kembali mempercayai orang yang pernah bersalah pada kita.
  6. Menyimpan kemarahan tidak akan menghancurkan mereka yang bersalah pada kita, kitalah orang yang paling terluka karena tidak memberi maaf.

Berikut ini beberapa orang yang telah berhasil memaafkan. Harapannya kisah mereka menjadi sebuah teladan bagi kita untuk tak lagi lama menunggu untuk memberi maaf pada mereka yang bersalah pada kita.

  1. Nelson Mandela Memaafkan semua musuh-musuh politik yang telah membuatnya dipenjara selama 18 tahun tanpa dakwaan yang jelas. Bahkan setelah ia menjadi presiden ia tidak menggunakan kekuasaannya untuk menangkap musuh-musuh politik itu.
  2. Elisabeth Diana Dewayani dan Suroto adalah orangtua dari Ade Sara Angelina Suroto yang tewas di tangan keji Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani. Orangtua Ade Sara memutuskan memaafkan kedua pelaku yang telah merenggut nyawa putri semata mayang mereka.
  3. Catherine Panjaitan menyaksikan langsung di depan matanya ayahnya, Mayjen Anumerta D.I. Panjaitan terbunuh pada peristiwa G30SPKI. Ia sempat mengalami trauma dan kemarahan mendalam pada pemerintah dan Bangsa Indonesia, namun dengan tulus akhirnya memaafkan semua orang yang terlibat dalam peristiwa tragis itu.
  4. Buya Hamka, pernah dipenjara selama 2 tahun 4 bulan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno yang pada masa itu memaksakan  ideologi Nasakom. Karena menolak ideologi ini, Buya Hamka dipenjara dengan tuduhan terlibat dalam rencana pembunuhan. Saat Soekarno meninggal, Buya Hamka hadir untuk menjadi imam dalam salat jenazah Soekarno. Buya Hamka sudah memaafkan Soekarno.
  5. Ayah dan Ibu Abdollah Hosseinzadeh memaafkan Balal, pria yang telah membunuh anaknya. Sesaat sebelum hukuman mati dilakukan, keduanya menghampirinya dan melepaskan lilitan tambang di leher Balal.
  6. Paus Yohanes Paulus II memaafkan Mehmet Ali Agca, pelaku penembakan yang hampir saja merenggut nyawanya pada tanggal 13 Mei 1981