Find Us On Social Media :

Penelitian Membuktikan Hanya Separuh dari Teman Anda yang Juga Menganggap Anda Sebagai Temannya

By Rafael Ryandika, Selasa, 9 Agustus 2016 | 07:30 WIB

Penelitian Membuktikan Hanya Separuh dari Teman Anda yang Juga Menganggap Anda Sebagai Temannya

Intisari-Online.com – Ketika Anda sedang berada dalam keadaan yang sulit kemudian seseorang datang menolong Anda, mungkin seketika itu Anda menganggap bahwa ia adalah seorang teman. Namun, apakah orang yang menolong juga menganggap Anda sebagai temannya?

Sebuah penelitian baru yang dikutip dari sciencealert.com mengatakan, rasa pertemanan yang sama antar pribadi di usia remaja-dewasa akan sulit terjadi. Kebanyakan dari mereka justru tidak menganggap orang lain temannya atau bahkan tidak pernah menganggap orang tersebut ada di lingkungannya hidupnya.

Untuk membuktikannya, para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengadakan sebuah penelitian dengan mengambil subjek sebanyak 24 orang berusia 23-38 tahun. Mereka merupakan mahasiswa dari kelas manajemen bisnis yang sama.

Mereka kemudian diminta untuk memberikan nilai terhadap masing- masing orang yang ada di kelas tersebut. Skala yang disediakan yakni 0-5, dimana 0 bermakna “Saya tidak kenal orang ini”, 3 bermakna “Teman”, dan 5 bermakna “Ia merupakan teman terbaik (sahabat)”.

Hasilnya ternyata cukup mengejutkan. Para peneliti menemukan 94% subjek memberikan perasaan yang lebih terhadap seseorang, namun hanya 53% yang terbalas perasaannya (memiliki perasaan yang sama antara kedua subjek).

Memang sekilas penelitiannya ini hanya memiliki ruang lingkup subjek yang kecil, yakni hanya sebesar satu kelas. Namun, ternyata banyak penelitian yang menerapkan hal serupa dan hasilnya pun relatif sama. Dari sekitar 92.000 penelitian, hasilnya berkisar antara 34-53% untuk subjek yang memiliki perasaan sama.

Mengapa bisa demikian? Seorang profesor bahasa Inggris di Vassar College yang juga mengajar kursus tentang literatur persahabatan, Ronald Sharp mengatakan, saat usia remaja hingga dewasa, orang cenderung memilih teman yang dapat mendorong kemajuan bersama, bukan sekedar untuk bersenang-senang atau memiliki kesamaan diberbagai hal.

"Ini bukan tentang apa bisa Anda lakukan dengan orang lain. Namun siapa dia dan apa yang dapat Anda berdua lakukan untuk kemajuan bersama", ujar Sharp.