Haruskah Kita Memberi Kesempatan Kedua Pada Orang yang Bersalah Pada Kita?

Tika Anggreni Purba

Penulis

Haruskah Kita Memberi Kesempatan Kedua Pada Orang yang Bersalah Pada Kita?

Intisari-online.com—Kita mungkin terluka atau sakit hati karena dikecewakan, dikhianati, bahkan diperlakukan buruk oleh orang yang dekat dengan kita. Sehingga sulit bagi kita untuk memberinya kesempatan untuk memperoleh kepercayaan kita lagi.

Walaupun kita diajarkan untuk memaafkan dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk memperbaiki kesalahannya, tidak semua dari kita mampu melakukan itu. Hal ini cenderung terjadi karena kita menganggap bahwa memaafkan merupakan hal yang sangat personal dan menyangkut harga diri.

Namun benarkah memaafkan dan memberi kesempatan kedua bagi orang lain akan membuat keadaan lebih baik? Ya, penelitian membuktikan bahwa menjadi seorang pemaaf sangat erat hubungannya dengan kebahagiaan. Benar kalau disebutkan bahwa orang yang lebih bahagia pasti lebih mudah memaafkan.

Lalu apakah kita harus memberikan kesempatan kedua kepada orang yang menyakiti kita? Semuanya adalah tergantung pada pilihan. Apakah kita memilih untuk bahagia atau tidak.

Hanya saja kita perlu tahu bahwa memilih untuk bahagia adalah alasan yang sangat cukup untuk memaafkan. Berikut ini empat alasan mengapa memaafkan dan memberi kesempatan kedua bagi orang lain akan sangat bermanfaat bagi kita:

1. Sehat mental. Dengan memaafkan dan memberi kesempatan kedua bagi orang lain, kita akan merasa lebih bahagia. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa menjadi pemaaf akan sangat bermanfaat bagi kesehatan emosi dan jiwa.

2. Orang itu bisa berubah. Kita perlu tahu bahwa kepribadian dan karakter seseorang itu bisa berubah. Keyakinan ini bisa kita jadikan patokan untuk memberi kesempatan bagi orang lain untuk mengubah hidupnya. Orang bisa belajar dari kesalahannya, dan ketika kita memberinya kesempatan, kemungkinan ia berubah sangatlah besar.

3. Simpan energi dan emosi Anda untuk hal yang lebih penting. Saat kita menyimpan kemarahan karena kesalahan orang lain, sebenarnya yang paling rugi adalah diri kita sendiri. Sebab banyak energi dan emosi yang terbuang saat marah.

4. Posisikan diri pada orang tersebut. Bagaimana jika suatu saat kita akan melakukan kesalahan pula? Apakah yang akan kita rasakan ketika kita tidak diberi kesempatan kedua oleh orang lain?

(psychologytoday.com)