Find Us On Social Media :

Kanker Memang Bisa Serang Siapa Saja, Tapi Tingkat Keganasannya Tergantung Jenis Kelamin Kita

By Ade Sulaeman, Jumat, 27 Mei 2016 | 13:00 WIB

Kanker Memang Bisa Serang Siapa Saja, Tapi Tingkat Keganasannya Tergantung Jenis Kelamin Kita

Intisari-Online.com - Kanker memang bisa menyerang siapa saja, namun untuk tingkat keganasan, jenis kelamin pasienlah yang menentukan.

Setidaknya itulah hasil temuan terbaru yang menemukan bahwa perbedaan genetika pada pria dan wanita dapat memengaruhi perkembangan dan tingkat agresivitas kanker. Sebuah kondisi yang pada akhirnya mempengaruhi proses pengobatan pasien tersebut.

Para peneliti mengatakan temuan mereka dapat mempengaruhi pengembangan obat dan strategi untuk mencegah dan mengobati kanker dengan memertimbangkan jenis kelamin pasien.

"Efek gender dalam analisis molekuler diabaikan di lapangan," kata Han Liang, profesor bioinformatika dan biologi komputasi di University of Texas MD Anderson Cancer Center. "Dokter harus tahu apakah ada terapi yang lebih ampuh untuk pria dan wanita."

Dr Liang adalah penulis senior studi, yang diterbitkan online minggu lalu dalam jurnal Cancer Cell.

Untuk penelitian ini, Dr. Liang dan rekan-rekannya menganalisa data dari sekitar 3.200 pasien di Cancer Genome Atlas. Mereka menemukan delapan jenis kanker di mana perbedaan karakteristik molekuler sangat terkait dengan perbedaan jenis kelamin pria dan wanita dalam mengembangkan kanker dan tingkat risiko kematian.

Tingkat keganasan yang diduga dipengaruhi jenis kelamin, di antaranya adalah kanker kandung kemih, kepala dan leher, tiroid, hati paru-paru dan ginjal.

Lima jenis kanker lainnya yaitu glioma tumor otak dan glioblastoma, usus besar dan rektum, tidak terlalu dipengaruhi perbedaan jenis kelamin. Jenis kanker lainnya tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Ahli onkologi yang tidak terlibat dengan penelitian tertarik dengan temuan ini, namun mengatakan masih terlalu dini untuk menggunakannya dalam memandu pengobatan.

"Ini meletakkan dasar bagi kita untuk mengeksplorasi hal-hal tertentu lebih lanjut," kata John Heymach, kepala departemen kanker leher, dada dan kepala di MD Anderson. "Temuan ini belum bisa mengubah apa yang sudah kita lakukan saat ini."

Salah satu alasannya adalah bahwa penelitian lanjutan diperlukan untuk lebih memahami manfaat dan risiko pengobatan berdasarkan gen gender. Lainnya adalah bahwa perbedaan genetik yang diidentifikasi oleh peneliti, mungkin lebih umum terjadi di salah satu jenis kelamin daripada jenis kelamin lainnya, tidak terlihat di semua penderita kanker pria atau semua penderita kanker wanita.

Dr. Liang mengatakan, temuannya mungkin memiliki implikasi untuk merancang uji klinis lebih lanjut. Studi ini menemukan bahwa gen kanker yang disebut SRC jauh lebih aktif dalam tumor kepala dan leher pada wanita dibandingkan pada pria.