Inilah Jawaban untuk 5 Pertanyaan yang Paling Sering Muncul Terkait Anak dan Puasa

Ade Sulaeman

Penulis

Inilah Jawaban untuk 5 Pertanyaan yang Paling Sering Muncul Terkait Anak dan Puasa

Intisari-Online.com - Menjelang bulan puasa, orangtua dengan anak-anak yang masih kecil sedang diliputi beberapa pertanyaang terkait anak dan puasa. Mulai dari kapan anak diajarkan berpuasa hingga bagaimana cara membuat anak senang menjalankan ibadah puasa.

Pada dasarnya mengajarkan anak berpuasa memang tidak mudah. Pasalnya selain menahan lapar dan dahaga, anak pun harus belajar memahami makna puasa dengan baik dan benar.

Apa saja yang harus diperhatikan saat mengajarkan anak berpuasa? Di bawah ini adalah 5 pertanyaan populer seputar mengajarkan anak berpuasa yang bisa dijadikan patokan.

1. Usia berapa sih sebenarnya anak wajib berpuasa?

“Anak diwajibkan berpuasa ketika memasuki akil balig, yaitu sekitar usia 12 tahun. Jadi di bawah usia ini sebenarnya belum diwajibkan, namun melatih anak berpuasa sejak kecil sangat dianjurkan agar di usia akil balig nanti anak sudah kuat dan terbiasa,” ujar psikolog Siti Kiptiyah A.Md.TW.,S.Psi.

Dalam hal ini, melatih puasa dapat dilakukan dalam berbagai cara. Anak balita dapat dikenalkan berpuasa dengan memberi tahu ketika orangtua sedang berpuasa, disertai dengan pengetahuan umum mengenai puasa.

Sebagai contoh, Anda bisa mengajarkan lagu-lagu yang menjelaskan mengenai puasa agar Si Kecil lebih mudah mengingatnya.

2. Belajar puasa sebaiknya dimulai dari umur berapa?

“Di usia 6 tahun, anak umumnya telah memahami apa yang boleh dilakukan dan tidak. Maka pada usia ini ia bisa mulai ikut berpuasa secara bertahap,” tambah Siti.

Sebelumnya, buat kesepakatan mengenai jam berbuka, misalnya untuk pertama kali buah hati diperbolehkan buka jam 12, lalu lanjutkan puasa hingga Maghrib.

3. Anak lain sudah berpuasa sejak umur 4 tahun, kenapa anakku belum bisa?

Bila anak belum akil balig dan Anda ingin mengajarkan puasa, pahami bahwa karakter dan kekuatan fisik anak berbeda. Orangtua pun harus peka ketika mengajarkan anak berpuasa.

“Lihat terlebih dahulu apakah fisiknya sudah kuat untuk berpuasa? Jika anak dalam kondisi kesehatan yang memungkinkan, belajar puasa secara bertahap dapat dilakukan. Jadi ketika anak enggan berpuasa, teliti dulu penyebabnya,” tambahnya.

Dalam artian, jika kondisi anak belum memungkinkan Anda pun tak wajib untuk memaksanya. Sementara jika usia anak sudah cukup dan kondisi kesehatannya baik, Anda pun harus mewajibkan Si Kecil berpuasa.

4. Bagaimana membuat suasana puasa menyenangkan untuk anak?

Mengenalkan puasa pada buah hati harus dilakukan dengan menyenangkan sehingga anak tidak mengingatnya sebagai hari di mana ia tidak boleh makan dan minum.

“Jadi meski dia belum ikut berpuasa, anak harus diikutsertakan di dalam kegiatan-kegiatan selama Ramadan dengan menyenangkan. Misalnya orangtua berkumpul dan makan bersama di satu meja ketika berbuka puasa. Kita ciptakan suasana yang mengenangkan dan membuatnya nyaman, baik dari segi makanan maupun kebersamaan,” ujarnya.

Bisa juga, Anda mengajak Si Kecil berangkat ke masjid ketika melaksanakan Solat Tarawih. Kebersamaan dalam tradisi yang mungkin jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, membuat memori akan bulan puasa akan diingat sebagai hal yang menyenangkan sehingga ia ingin turut serta berpartisipasi.

5. Bila anak ingin buka puasa sebelum waktunya, harus bagaimana?

Jika anak mulai terlihat lemas karena lapar dan haus, alihkan perhatiannya dengan hal yang menyenangkan pula.

“Ketika ia mengeluhkan lapar atau haus, jangan segera menyuruhnya berbuka. Langkah pertama adalah membujuk dan mengalihkan perhatiannya. Misal, ajak ia membantu mengerjakan persiapan buka puasa seperti belanja bahan makanan atau membantu ibu menyiapkan piring-piring untuk buka puasa,” papar Siti.

Coba tanyakan apa yang buah hati inginkan untuk takjil dan ajak ia membuat atau membelinya. Bisa juga, Anda meminta Si Kecil solat dan katakan bahwa air wudhu akan kembali menyegarkan Si Kecil dan mengembalikan semangatnya.

Hitung berapa hari anak “bolos” puasa untuk dijadikan evaluasi agar tahun selanjutnya lebih baik.

(Annelis Brilian/tabloidnova.com)