Berbuka Puasa dengan Timun Suri, Sang Penambah Energi

K. Tatik Wardayati

Penulis

Berbuka Puasa dengan Timun Suri, Sang Penambah Energi

Intisari-Online.com – Tanaman ini biasanya hanya muncul di bulan Ramadhan. Disuguhkan sebagai pembuka puasa, salah satu bagian dari es campur… hmm nikmat dan menyegarkan. Enaknya berbuka puasa dengan timun suri, sang penambah energi.

Meski menyandang nama “timun”, tetapi timun suri berbeda dengan mentimun meski bentuk buahnya juga memanjang layaknya timun sayur. Timun suri secara sitologi (susunan dan fungsi sel) juga morfologi (bentuk luar dan susunan makhluk hidup) sangat berbeda dengan timun sayur. Ini terlihat jelas dari bentuk daunnya, ukuran biji, dan juga rasa. Buah ini lebih dekat ke melon dan blewah.

Timun suri tidak termasuk dalam keluarga timun-timunan, tapi justru masuk ke dalam keluarga labu-labuan (Cucubitceae) seperti melon, semangka, dan blewah. Petani mengenal timun suri sebagai tanaman yang bandel karena meskipun hamanya seperti hama pada timun, tapi timun suri jarang menyerah dalam menghadapi hama-hama tersebut.

Buah timun suri ini bermanfaat dalam mencegah timbulnya kanker saluran pencernaan. Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi menjaga kesehatan mata dan sebagai antioksidan alami yang melawan radikal bebas penyebab penuaan dini. Tingginya vitamin C dalam timun suri berfungsi sebagai anti-virus dan pencegah infeksi. Selain vitamin, mineral esensial seperti kalsium, fosfor, dan zat besi juga terdapat di dalam timun suri.

Kandungan airnya yang hingga 90 persen, menyebabkan timun suri mempunyai efek diuretik, dapat memperlancar buang air kecil serta menetralkan dan membuang racun. Dengan rutin mengonsumsi buah timun suri, racun akan dikeluarkan melalui urin.

Secara klinis, timun suri mengandung glukosa dan fruktosa, yang mudah mudah dicerna oleh tubuh. Karena itu, banyak orang merasa lebih nyaman berbuka puasa dengan timun suri sebab lebih cepat memulihkan energi setelah seharian berpuasa dan tidak mendapatkan asupan gizi.

Mengonsumsi buah ini sebaiknya saat perut kosong, lalu beri jeda jika ingin mengonsumsi makanan berat lainnya agar penyerapan gizi lebih sempurna. Jika dikonsumsi setelah makanan berat seperti nasi dan lauk pauk bisa menyebabkan fermentasi dalam perut yang membuat kita merasa sebah.

Untuk diabetesi sebaiknya berhati-hati mengonsumsi buah ini karena kandungan gula didalamnya termasuk jenis monosakarida. Kandungan gula tersebut dapat dengan cepat menaikkan kadar gula darah, yang ini justru membahayakan para penderita diabetes.

Sayangnya, bulan Ramadhan kali ini timun suri tidak terlihat banyak di pasaran. Kalaupun ada, harganya selangit. Ini disebabkan banyaknya gagal panen yang dialami petani timun suri karena tingginya curah hujan. Timun suri memang cocok dipanen saat musim panas. Karena banyaknya yang gagal panen, sehingga stok tidak ada, maka harga timun suri pun meroket. (KTW/Intisari)