Find Us On Social Media :

Apa Dampak Terburuk Jika Anak Menjadi Korban Vaksin Palsu?

By Ade Sulaeman, Kamis, 30 Juni 2016 | 06:30 WIB

Apa Dampak Terburuk Jika Anak Menjadi Korban Vaksin Palsu?

Intisari-Online.com - Kasus peredaran vaksin palsu jelas membuat orangtua menjadi cemas. Mereka tidak tahu apakah anak mereka termasuk yang mendapat vaksin palsu, dan yang paling ditakutkan, apa dampak terburuk jika anak mereka menjadi korban vaksin palsu?

Imunisasi merupakan salah satu cara mencegah penyakit berat pada anak. Infeksi yang bisa dicegah dengan imunisasi antara lain polio, campak, difteri, tuberkulosis, dan hepatitis B.

Vaksin dibuat dengan melemahkan virus atau bakteri, namun dalam bentuk yang tidak membahayakan tubuh. Malah, bagian dari virus atau bakteri yang sudah dilemahkan itu akan membantu tubuh membentuk antibodi yang membuat anak menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.

Pada kasus peredaran vaksin palsu yang baru diungkap oleh kepolisian, diduga para tersangka pemalsuan vaksin mencampur cairan infus dengan antibiotik atau vaksin tetanus.

Menurut ahli vaksin, dr.Dirga Sakti Rambe Msc-VPCD, ada dua efek negatif pemberian vaksin palsu pada bayi.

"Yang pertama dampak keamanan vaksin palsu itu dan yang kedua dampak proteksi atau kekebalan, yakni bayi yang diberi vaksin palsu tentu tidak memiliki proteksi atau kekebalan," kata Rambe seperti dikutip Antara.

Ahli vaksin dari Universitas Siena, Italia itu, menambahkan, terkait dampak keamanan, kata dia, tergantung dari larutan yang dicampurkan pembuat vaksin palsu.

Saat ini, kandungan yang terdapat dalam vaksin palsu masih diteliti lebih lanjut oleh Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Indonesia dan Badan POM.

"Yang jelas proses pembuatan vaksin palsu tentu tidak steril bisa tercemar virus, bakteri, dan lain sebagainya yang tidak baik bagi kesehatan," katanya.

Dia menambahkan, kemungkinan jangka pendek yang dapat terjadi adalah timbulnya infeksi.

"Infeksi bisa bersifat ringan bisa juga infeksi sistemik. Infeksi berat bisa berupa demam tinggi, laju nadi meningkat, laju pernafasan meningkat, leukosit meningkat, anak sulit makan minum hingga terjadinya penurunan kesadaran," katanya.

Menurut Kementrian Kesehatan RI dalam twitnya melalui akun @KemenkesRI, karena vaksin palsu dibuat dengan cara yang tidak baik, maka kemungkinan timbulkan infeksi.