Find Us On Social Media :

Bagaimana Interkasi Antara Obat dan Makanan di Dalam Tubuh? (2)

By Monalisa Darwin D, Sabtu, 23 Juli 2016 | 09:30 WIB

Bagaimana Interkasi Antara Obat dan Makanan di Dalam Tubuh? (2)

Intisari-Online.com - Mengetahui interaksi yang terjadi antara obat dan makanan di dalam tubuh adalah penting karena dapat membantu kita untuk memahami efek samping, reaksi obat, dan gagalnya obat bekerja. Ini juga membantu kita menemukan solusi tercepat bila terjadi hal efek samping yang tidak diingikan.

Kemudian, obat yang larut dalam lemak adalah griseofulvin. Obat ini dapat menyatu dengan makanan yang mengandung lemak dan menyatukan asam empedu serta dijalankan melewati sistem limfatik ke dalam sirkulasi.

Obat lainnya yang penyerapannya meningkat karena lemak adalah cephalosporin dan garam Ca. Jika penyerapan obat menurun karena makanan, sebaiknya obat diberikan satu jam sebelum makan atau tiga jam setelah makan. Pemberian obat bersama dengan makanan dianjurkan pada obat yang mengiritasi mukosa lambung dan pemberian obat yang perlu dihancurkan bersama makanan karena untuk mendapatkan efek pengobatan.

Makanan juga ternyata dapat mengubah Ph urine. Daging, keju, telur, makanan yang dipanggang, buah-buahan asam, aspirin, dan phenobarbital, dapat membuat Ph Urine menjadi asam. Sebaliknya, sayur dan buah segar, serta amphetamine cenderung membuat Ph urine basa.

Pada dasarnya, mengetahui interaksi obat dan makanan di dalam tubuh sangat penting agar kita mengetahui masalah atau solusi terapi. Biasanya, hal ini dapat diatasi dengan pembatasan asupan makan atau tidak diberikannya obat serta makanan secara bersamaan, terkecuali untuk obat tertentu, yang juga diperlukan pemantauan secara rutin. (dr. Sintoso Pujianto dalam “Sehat itu enak dan perlu”. Penerbit: Penerbit Buku Kompas)