Penulis
Intisari-Online.com -Belantika musik Indonesia baru saja ditinggalkan oleh salah satu bakat terbesarnya. Penyanyi Mike Mohede meninggal dunia pada Minggu (31/7) di usianya yang masih 32 tahun. Dari beberapa informasi yang berhasil dihimpun, Mike meninggal akibat serangan jantung.
Meninggalnya Mike kembali mengingatkan kita bahwa penyakit jantung bukan monopoli orang-orang lanjut usia saja. Serangan jantung bisa menyerang siapa saja, tak pandang usia, dan tak pandang tempat. Pertanyaannya kemudian, apa yang menyebabkan penyakit jantung menyerang orang-orang berusia yang nisbi muda?
Belum lama ini sebuah studi melakukan pemeriksaan terhadap 760 mayat remaja dan orang berusia muda, para peneliti menemukan sumbatan pada arteri koroner yang disebabkan oleh penumpukan Kolesterol. Hal tersebut menunjukkan bahwa, pencegahan penyakit jantung di masa depan sudah harus dilakukan sejak usia anak-anak, ungkap penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnaL Circulation.
“Intinya adalah bahwa pencegahan jangka panjang penyakit arteri koroner sudah harus dimulai pada masa anak-anak atau setidaknya di usia remaja,” ujar penelit senior Dr. Henry McGill, ilmuwan senior dari Southwest Foundation for Biomedical Research di San Antonio, Texas.
Studi ini meneliti arteri orang-orang muda yang meninggal karena penyebab lain, seperti bunuh diri, pembunuhan, dan juga kecelakaan. Seperlima dari orang-orang muda berusia 30-34 telah muncul plak atau deposit lemak di dalam arteri koroner mereka, yang menandakan adanya risiko menuju serangan jantung dan stroke di masa depan.
Dalam penelitian ini, terlihat bahwa laki-laki dua kali lebih berisiko mengalami munculnya plak dibandingkan wanita dengan rentang usia yang sama. Faktor risiko terbesar terjadinya sumbatan arteri adalah obesitas dan tingginya kadar low density lipoprotein (LDL) atau yang dikenal dengan Kolesterol jahat, yang mana inilah yang akan menempel di dinding-dinding arteri.
Sedangkan faktor risiko lain seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan kadar high density lipoprotein (HDL) atau Kolesterol baik yang rendah juga meningkatkan risiko seseorang mengalami penyumbatan arteri.
Penelitian ini juga menemukan, bahwa laki-laki muda berusia 20-an dan 30-an dengan Kolesterol tinggi, dua sampai tiga setengah kali lebih berisiko meninggal karena penyakit jantung. Bahkan, berisiko mengalami kematian dini empat hingga sembilan tahun lebih awal dibanding para pria dengan kadar Kolesterol lebih sehat.
Dari penelitian ini, terungkap bahwa orang-orang berusia muda di awal 20-an harus mulai menguji kadar kolesterolnya, seperti yang direkomendasikan oleh National Cholesterol Education Project, kata Dr Peter Libby, Kepala Kedokteran Kardiovaskular di Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston. Dengan begitu, risiko terserang jantung di usia muda bisa diminimalkan.(Kompas.com)