Find Us On Social Media :

Kenaikan 10% Harga Rokok Menurunkan Konsumsi Rokok Sebesar 3 sampai 5%

By Ade Sulaeman, Senin, 22 Agustus 2016 | 15:00 WIB

Kenaikan 10% Harga Rokok Menurunkan Konsumsi Rokok Sebesar 3 sampai 5%

Intisari-Online.com - Wacana untuk menaikan harga rokok menjadi lebih dari Rp50.000 ramai dibicarakan. Pihak yang setuju dengan wacana ini didasarkan pada harapan berkurangnya jumlah perokok.

Namun, benarkah harga rokok yang lebih tinggi dapat menurunkan prevalensi merokok dan mengurangi jumlah rokok yang dihisap oleh perokok yang ingin melanjutkan aktivitas merokoknya.

Lebih dari 100 studi dari negara-negara berpenghasilan tinggi telah mengkonfirmasi hubungan terbalik antara harga rokok dan merokok. Konsensus di antara para peneliti yang bekerja di daerah ini adalah bahwa peningkatan 10% dalam harga rokok di negara-negara maju akan menghasilkan pengurangan 3 sampai 5% dalam konsumsi rokok secara keseluruhan.

Studi yang menyelidiki dampak dari harga rokok terhadap prevalensi merokok dan intensitas merokok umumnya menemukan bahwa sebagian besar kenaikan harga rokok mengakibatkan permintaan rokok secara keseluruhan dari mengurangi jumlah perokok dengan memotivasi perokok untuk berhenti.

Selain itu, peluang untuk para pemuda anak anak kecil mencoba rokok juga mengecil.

Perokok yang tinggal di daerah dengan harga rokok yang lebih tinggi secara signifikan lebih termotivasi untuk berhenti.

Namun, penggunaan kupon, membeli rokok dengan pajak rendah lewat pemesanan asli Amerika, atau membeli rokok di internet, yang merupakan strategi umum para perokok untuk mengurangi biaya yang tinggi, melemahkan dampak harga pada perilaku merokok.

Misalnya, perokok yang membeli rokok dari pemesanan Native American setengah lebih mungkin untuk melakukan upaya berhenti dibandingkan dengan mereka yang membeli rokok dengan harga utuh.

Untuk itu, situs treatobacco.net menganggap bahwa agar memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat, harga rokok harus meningkat lebih cepat daripada pendapatan untuk memastikan bahwa rokok menjadi kurang terjangkau dari waktu ke waktu.