Molina, Salah Satu Proyek Mobil Nasional yang Terancam oleh Kehadiran Proton (2)

K. Tatik Wardayati

Penulis

Molina, Salah Satu Proyek Mobil Nasional yang Terancam oleh Kehadiran Proton (2)

Intisari-Online.com –Proton Malaysia menyatakan telah membuatnota kesepahaman (MoU) dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) untuk mengembangkan mobil nasional Indonesia. Pernyataan ini menimbulkan pro-kontra, khususnya mengenai keberadaanproyek mobil nasional yang terancam oleh kehadiran Protonseperti Molina atau mobil listrik nasional.

--

Spesifikasi PIEV - PT PINDAD (Persero)

Tipe Motor: Brushless DC Motor dengan Permanent Magnet produksi PT Pindad; Tipe Baterai: LiFeMnPO4 chemistry, kapasitas 7 x 3,07 kWh; Waktu tempuh: 80 km/charge; Dimensi: panjang 3,9 m x lebar 1,695 m x tinggi 1,525 m; Bobot: 1.000 kg

PIEV: komponen lokal

PT Pindad juga salah satu peru­sahaan yang terlibat dalam konsorsium proyek mobil listrik nasional. Mereka kebagian jatah memper­siapkan motor listrik sebagai mesin mobil listrik lokal.

Untuk ujicoba aplikasi motor listrik buatan mereka, pada 2012 ini diluncurkan PIEV (Pindad Electronic Vehicle). Baterainya pun buatan anak bangsa sehingga 95 persen mobil ini buatan dalam negeri. PIEV memakai teknologi permanent magnet. Berbahan dasar neodinium, kemampuan magnetnya empat kali lipat magnet biasa atau yang berbahan dasar ferid. Tak pelak, PT Pindad bisa memperkecil ukuran motor listrik tanpa mengurangi kemampuannya. ”Namun kami masih mengembangkan sistem pendukungnya, seperti sistem pendingin motor,” jelas Dr. Yayat Ruyat, M. Eng, Manager Electric Machinery Services and Manufacture PT Pindad. Intisari sempat melakukan test drive untuk menguji mobil ini. Ak­selerasinya galak. Ketika pedal gas diinjak, mobil langsung melonjak. “Kita memang masih fine tuning untuk meningkatkan kenyamanan,” aku Dr. Yayat. Supaya mobil tidak terlalu “galak”, bagian inverter perlu di-tune-up.

Adaptasi perilaku berkendara

Bagi Anda yang sudah terbiasa menggunakan mobil BBM, jangan khawatir jika suatu saat berpindah tunggangan ke mobil jenis ini. Ka-rakteristik mobil listrik tidak ber-beda jauh dengan mobil konvensio-nal. Justru yang harus diubah, ujar Agus, adalah perilaku manusianya. Kalau dulu isi bensin langsung jalan, sekarang orang harus nge-charge baterai dulu. Tak ada bedanya dengan nge-charge hape. Kemampuan jelajah mobil listrik bikinan anak bangsa ini sekitar 100-200 km sekali isi baterai. Agar bisa jalan kembali, mobil harus di-charge. “Mau di-charge pakai colo­kan biasa di rumah juga bisa,” kata Abdul Hapid dari LIPI. PLN juga baru menyiapkan depot pengisian baterai di beberapa tempat strategis dengan daya besar, sehingga bisa mengisi daya lebih cepat. Untuk saat ini, kemampuan pengisian baterai paling cepat adalah setengah jam. Tapi bukan tidak mungkin kelak bisa lebih cepat. Sementara itu, harga jualnya akan ditekan serendah mungkin. Maklum harga adalah masalah yang sensitif, apalagi untuk mobil yang belum begitu populer. Ka­barnya, mobil ini direncanakan akan dijual di bawah harga Toyota Avanza. Problem terberat yang membe­bani biaya poduksi adalah baterai lithium yang masih harus diimpor. Namun ke depan, mereka akan memproduksi baterai sendiri. “PT Nippres, produsen baterai lokal, sedang mengembangkannya,” jelas Yayat. Indonesia siap, kok, nim­brung di pasar mobil listrik dunia! Menanti Lahirnya Molina

Spesifikasi Mobil Ravi

Tipe motor: 10 kW AC motor; Tipe baterai: LiFePO4; Waktu tempuh: 200 km/charge; Dimensi: panjang 395 cm, lebar 150 cm, dan tinggi 180 cm; Bobot: + 1.000 kg

Bahu-Membahu Membidani Molina

MoU yang diteken pada 5 Agustus 2012 dan disaksikan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan di Bandung sudah menunjukkan langkah ke arah nasionalisasi produksi mobil. Harapannya, biaya produksi bisa ditekan semaksimal mungkin, sehingga harga mobil listrik nasional (Molina) bisa terjangkau dan menjadi daya tarik masyarakat. Konsorsium tim kerja yang dibentuk melibatkan banyak pihak. Ada tiga pilar yang bersinergi membidani Molina serta infrastrukturnya, yaitu pemerintah, akademisi, dan industri. Masing-masing bekerja sesuai kapasitasnya, seperti pengaturan regulasi, riset dan penelitian, serta pengadaan infrastruktur pendukung. “Kami mempersiapkan komponen utamanya, jadi mobil listrik (produksi) siapa pun komponen utamanya dari per-usahaan anggota konsorsium tersebut,” kata Dr. Yayat Ruyat, M. Eng, Manager Electric Machinery Services and Manufacture PT Pindad.Saat ini, komponen utama semua mobil listrik besutan anak bangsa masih menggunakan produk luar negeri. Tapi secara bertahap, tegas Yayat, komponen tersebut akan digantikan komponen lokal.Perusahaan yang kebagian jatah menyiapkan komponen mobil listrik sudah siap. Namun kesiapan produksinya masih tergantung prospek pasar. Ketika pasar mobil listrik nasional sudah terbentuk, maka para perusahaan anggota konsorsium ini siap memasok komponen tersebut. (JB Satrio Nugroho – Intisari Mei 2013)