Penulis
Intisari-Online.com - Dalam mata pelajaran sejarah kelas X, salah satunya dipelajari tentang mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.
Kerajaan Sriwijaya sendiri merupakan salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di Nusantara pada masanya.
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7, dengan pendirinya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Kerajaan bercorak Buddha ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintakan Raja Balaputradewa, yang berkuasa pada abad ke-9.
Pada masa kejayaannya itu, Sriwijaya mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka.
Sementara daerah kekuasaannya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa.
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya juga dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi.
Keberhasilannya di bidang ekonomi memperkuat Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.
Maka, jika ada pertanyaan mengenai kerajaan mana yang merupakan kerajaan maritim terkuat di Nusantara, Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satunya.
Lalu, mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan Maritim? Padahal, kerajaan ini pada awalnya bukan mengandalkan hasil laut untuk perekonomiannya.
Inilah bagaimana perkembangan ekonomi Kerajaan Sriwijaya hingga dikenal sebagai Kerajaan Maritim.
Mengutip buku Sejarah Indonesiauntuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada mulanya penduduk Sriwijaya hidup dengan bertani.
Akan tetapi karena Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang.
Oleh karena itulah, kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok Kerajaan Sriwijaya.
Soal pusat Kerajaan Sriwijaya sendiri terdapat perdebatan.
Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang, ada pula yang berpendapat di Jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia.
Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi.
Kemudian, ketika pusat Kerajaan Sriwijaya di Palembang mulai menunjukkan kemunduran, Sriwijaya berpindah ke Jambi.
Kerajaan Sriwijaya yang didukung lokasinya strategis menjadikan perdagangannya berkembang pesat, sehingga kerajaan ini semakin kuat menjadi kerajaan maritim.
Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional.
Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina.
Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Kerajaan ini menguasai perdagangan nasional maupun internasional di kawasan perairan Asia Tenggara.
Perdagangan akhirnya menjadi mata pencaharian pokok Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan maritim sendiri adalah kerajaan yang mengandalkan perekonomiannyadari kegiatan perdagangan dan hasil-hasil laut.
Itulah mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.
Bahkan, untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat.
Melalui armada angkatan laut yang kuat itulah Sriwijaya mampu mengawasi perairan di Nusantara.
Hal itu sekaligus merupakan jaminan keamanan bagi para pedagang yang ingin berdagang dan berlayar di wilayah perairan Sriwijaya.
Baca Juga: 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Ada yang di Thailand?
(*)