Find Us On Social Media :

Manfaatkan Aplikasi Antivirus, Sindikat Ini Berhasil Kuras Uang Nasabah E-Banking Hingga Rp130 Miliar

By Ade Sulaeman, Kamis, 16 April 2015 | 20:00 WIB

Manfaatkan Aplikasi Antivirus, Sindikat Ini Berhasil Kuras Uang Nasabah E-Banking Hingga Rp130 Miliar

Intisari-Online.com - Sebuah modus kejahatan di ranah internet banking berhasil membuat 3 bank besar di Indonesia mengalami kerugian besar. Maklum, “hanya” dengan memanfaatkan aplikasi antivirus para sindikat ini berhasil menguras uang nasabah ­e-banking hingga Rp130 miliar.

Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Victor Simanjuntak, seperti dituturkan kontan.co.id, para pelaku menggunakan malware untuk mencuri data nasabah bank.

Malware tersebut tanpa sadar diunduh oleh pelaku karena diduga sebagai software antivirus. Setelah korban mengunduh software palsu tersebut, malware akan secara otomatis masuk ke komputer dan memanipulasi tampilan laman internet banking seolah-olah laman tersebut merupakan milik bank.

Setelah data dicuri, para pelaku akan menunggu korban menyertorkan uang ke rekeningnya. Nah, saat itulah uang yang tersebut dibelokkan ke rekening pelaku yang diduga bukanlah warga negara Indonesia karena dana tersebut dikirimkan ke sebuah rekening di Ukraina.

"Namun, pelaku tidak menguras rekening korban, hanya membelokkan ke rekening kurir jika korban melakukan transaksi keuangan melalui e-banking," tutur Victor.

“Ia menggunakan jasa kurir yang merupakan WNI. Sehingga dana nasabah dibelokkan masuk ke rekening kurir, kemudian langsung diteruskan ke rekening pelaku," ujar Victor.

Para kurir yang jumlahnya ratusan tersebut tidak sadar bahwa dirinya terlibat dalam pembobolan rekening nasabah e-banking. Hal ini disebabkan para pelaku mengaku memiliki bisnis di Indonesia namun tidak dapat mentransfer uangnya ke rekening mereka karena tidak memiliki rekening di Indonesia.

Dengan iming-iming bayaran senilai 10% dari uang yang ditransfer, para nasabah tersebut setuju untuk mentransferkan uang, yang sebelumnya “dibelokan ke rekening mereka, ke rekening pelaku melalui Western Union.

"Pelaku adalah penjahat profesional yang memahami betul IT. Semua kurir yang telah diperiksa sama sekali tidak menyadari jika mereka terlibat dalam pembobolan bank. Pelaku ada di luar negeri, kami telah mengontak interpol untuk membantu kami," tutur Victor.

Namun, Victor enggan menyebutkan nama maupun inisial dari tiga bank tersebut karena masih dalam penyelidikan oleh Polri. Ia hanya menyebutkan ketiga bank tersebut ada yang berasal dari BUMN dan swasta. Ia mengungkapkan terdapat sekitar 300 nasabah dari ketiga bank tersebut yang menjadi korban dengan total kerugian mencapai Rp 30 miliar yang berhasil dicuri pelaku.