Penulis
Intisari-Online.com -Dinda (36), berdasarkan cerita yang ia beberkan kepada Intisari, membuktikan pada kita bahwa ia bisa merawat anak yang diadopsinya dengan baik. Soal bagaimana merawat anak adopsi, psikolog keluarga dari LPT UI, Mira D. Amir, dengan tegas menjawa: intinya ada pada komitmen orangtua yang mengadopsi.
“Pasangan yang akan melakukan adopsi harus memiliki tujuan dan komitmen yang jelas. Keinginan mengadopsi juga harus tumbuh pada kedua belah pihak, suami dan istri. Ini untuk mencegah konflik kelak di kemudian hari,” ujar Mira kepada Intisari.
Komitmen itu, menurut Mira, salah satunya adalah kesepakatan agar dalam pelaksanaannya, jika terjadi sesuatu, mereka tidak saling menyalahkan. Oleh sebab itu, ada baiknya, sebelum mengadopsi anak, orangtua melakukan konseling dahulu.
“Anak adalah komitmen seumur hidup. Harus diingat itu. Ia bukan boneka yang kalau sedang ingin, lalu disayang. Kalau tidak ingin, lalu dibuang,” tambahnya. Jadi, adalah salah kaprah jika mengadopsi anak semata-mata sebagai “pancingan” si ibu bisa hamil dan punya anak sendiri.
Penting juga adalah memahami karakter dan kebutuhan masing-masing. Ini bisa dilakukan dengan cara meminta pertimbangan keluarga besar serta memahami nilai-nilai mereka terapkan seperti apa. Karakter-karakter itu lantas disesuaikan dengan anak yang akan diadopsi kelak. Yang penting juga adalah mengatahui asal-usul si anak—termasuk siapa orangtua aslinya, proses kelahirannya, fisiknya, riwayat kesehatannya, bahkan golongan darahnya.