Sultan Ottoman Membesarkan Seorang Lelaki di Tengah Lautan Harem

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Kehidupan Harem Sultan Ottoman

Intisari-Online.com-Haremkekaisaran era Ottoman merupakan kumpulan istri, pelayan, dan selir sultan, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.

Institusi harem diperkenalkan di masyarakat Turki dengan adopsi Islam, di bawah pengaruh Kekhalifahan Arab, yang ingin ditiru oleh Ottoman.

Harem seorang Sultan melayani dengan berbagai cara, bahkan yang tinggal di harem ada yang akhirnya memegang kekuasaan dan punya hak kemerdekaan sendiri.

Namun juga keliru jika menganggap harem sebagai tempat pemberdayaan perempuan.

Hal itu sama kelirunya dengan membayangkannya sebagai rumah bordil Sultan.

Sebenarnya ada dua tipe wanita yang berbeda di harem Sultan, yakni istri serta kerabat sultan dan budak.

Sejauh ini, kelompok terbesar terdiri dari budak.

Bagi para penguasa, memiliki harem atau selir/ gundik memiliki dua tujuan.

Pertama, mencegah wanita dari berperilaku "tidak sopan", yang akan mempengaruhi reputasi suaminya.

Kedua, yakni sebagai pembuktian bahwa dia sangat kaya sehingga mampu menjaga istrinya di rumah.

Islam menempatkan nilai tinggi pada kemurnian dan kesopanan, sehingga praktik menjaga istri dan kerabat agar tetap di rumah punya pembenaran agama untuk Ottoman.

Di bawah Ottoman, harem berkembang dari menjadi rumah tangga kerajaan.

Selain istri dan gundik, para Sultan sering membesarkan anak laki-laki mereka sampai usia 12 tahun di harem.

Perbudakan sangat umum di Kekaisaran Ottoman dan budak sebagian besar diambil dari masyarakat non-Islam di pinggiran Kekaisaran seperti Balkan, Kaukasus, dan Afrika.

Jadi, sementara Sultan memiliki istri yang dia nikahi untukmenjalin aliansi dan melanjutkan dinastinya, dia juga memiliki sejumlah besar selir yang diperbudak.

Wanita yang diperbudak di harem dikenal sebagai “jariyah”, dan biasanya dibawa ke harem pada usia muda.

Begitu seorang jariyah memasuki harem, merekamemilih nama baru untuk diri mereka sendiri, memutuskan hubungan dengan kehidupannya yang terdahulu.

Sebagian besar, tahun-tahun awal kehidupan mereka difokuskan pada pendidikan.

Gadis-gadis itu diberi pelajaran harian dalam segala hal mulai dari menari hingga matematika dasar.

Faktanya, pendidikan yang diberikan kepada gadis-gadis di harem jauh lebih baik daripada yang diterima kebanyakan wanita di Kekaisaran Ottoman.

Gadis-gadis yang unggul dalam studi mereka diambil untuk melayani di istana, sementara yang tidak sopan akan dinikahkan dengan orang biasa.

Gadis-gadis yang paling pintar dan berbakat diberi posisi yang sangat penting, seperti membantu mengelola rekening rumah tangga atau membantu menjalankan operasi harian istana.

Gadis-gadis yang paling cantik dan sopan sering dibawa untuk bertemu dengan Sultan.

Baca Juga:Kisah Sultan Ottoman Ibrahim I yang Gila, Menenggelamkan Lebih dari 280 Gundik dari Haremnya di Bosphorus

(*)

Artikel Terkait