Penulis
Intisari-Online.com -Polisi Ceko dikecam aktivis Ham karena menandai migran Suriah seperti tahanan Nazi. Para polisi itu menulis nomor di lengan 214 pengungsi Suriah yang ditahan di sebuah kereta, Rabu (2/9), di perbatasan dari Austria dan Hungaria. Bagi sebagian orang, tindakan itu mengingatkan mereka dengan apa yang dilakukan tentara Nazi di kamp konsentrasi.
Alp Mehmet mewakili MigrationWatch, mengatakan kepada MailOnline, “Ini salah dan konyol. Mereka memperlakukan para migran dengan cara yang bisa terlihat seperti mereka sedang memberi label pada para migran atau melakukan apa yang terjadi dengan orang-orang Yahudi pada masa Nazi Jerman.”
Untuk menguatkan kecaman itu, Direktur Media Eropa Human Rights Watch, Andrew Stroehlein, memasang foto yang menunjukkan seorang petugas sedang menandai seorang anak migran di Twitter-nya. Dan perlu diketahui, bahwa tidak ada hukum yang membolehkan polisi menandai orang-orang dengan cara seperti itu.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Republik Ceko, Lucie Novakova, mengatakan, langkah itu dilakukan karena meningkatnya jumlah anak-anak di antara para pengungsi. Dia berdalih bahwa ini dilakukan untuk mencegah anak-anak itu tersesat. Pernyataan itu diamini oleh Katerina Rendlova, juru bicara unit polisi Republik Ceko yang berurusan dengan orang asing.
“Kami juga menulis kode kereta yang mereka gunakan saat tiba sehingga kami tahu ke negara mana kami harus mengembalikan mereka ke dalam sistem readmission,” terang Rendlova.
Untuk diketahui, Pemerintah Ceko bersikukuh dengan pendiriannya, kepada para migran yang masuk ke negara itu tanpa terlebih dahulu membuat permintaan suaka harus dikembalikan ke negara dari mana mereka datang. Kebijakan itu sejalan dengan Ketetapan Dublin dari Uni Eropa. Selain itu, dari sebuah survei yang dilakukan lembaga poling lokal, Focus, pada Agustus lalu, sebagian besar penduduk Ceko menolak menampung pengungsi. Sebanyak 93 persen warga Ceko mengatakan, para pengungsi harus dikembalikan ke negara asal mereka.
Terlepas dari itu, para aktivis hak asai manusia dan pengacara menyebut bahwa berkiatan dengan masalah hukum dan etika. “Saya kira mereka setuju karena mereka percaya polisi punya hak untuk melakukan hal itu,” kata Candigliota.
Pengacara Praha, Marek Dufek, menambahkan, “Saya tahu itu sulit karena para pengungsi tidak punya dokumen.” Namun dia mempertanyakan apakah para pengungsi telah sepakat dengan cara diberi tanda. "Apakah mereka punya bentuk persetujuan yang ditandatangani dalam bahasa ibu mereka (para pengungsi)?" (Kompas.com)