Find Us On Social Media :

Perang Timur Tengah 'Sukses' Menghambat Akses Pendidikan 13 Juta Anak

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 4 September 2015 | 10:00 WIB

Perang Timur Tengah 'Sukses' Menghambat Akses Pendidikan 13 Juta Anak

Intisari-Online.com - Persyarikatan Bangsa-Bangsa menyebut, perang Timur Tengah 'sukses' menghambat akses pendidikan 13 juta anak yang tinggal di kawasan itu. Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh United Nation Children’s Fund (Unicef) terkati pengaruh konflik terhadap pendidikan di enam negara dan teritori di seluruh kawasan Timur Tengah menyebut bahwa lebih dari 8.500 sekolah rusak dan tidak bisa digunakan akibat konflik yang berkepanjangan.

“Imbas konflik itu sedang dirasakan oleh anak-anak di seluruh kawasan tersebut,” terang Peter Salama, Direktur Regional Unicef untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. “Bukan hanya kerusakan fisik, tapi mereka juga merasakan putus asa, seolah harapan dan masa depan mereka telah hancur.”

Tahun lalu, Unicef mendokumentasikan 214 serangan terhadap sekolah-sekolah di Suriah, Irak, Libya, Palestina, Sudan, dan Yaman. Di Suriah, laporan itu mengatakan pendidikan sedang menanggung “harga yang sangat besar” setelah empat setengah tahun terlilit konflik. Jika dibuat perbandingan, setidaknya satu dari empat sekolah ditutup sejak konflik meletus pada Maret 2011. Hal itu menyebabkan lebih dari dua juta anak putus sekolah dan menyebabkan hampir setengah juta anak lainnya dalam bahaya kehilangan sekolah mereka.

Bagi Unicef, salah satu serangan langsung terburuk terhadap sekolah di kawasan itu terjadi di Yaman, dengan 13 pendidik dan empat anak tewas dalam serangan terhadap sebuah kantor guru di kota Amran. “Pembunuhan, penculikan, dan penangkapan sewenang-wenang terhadap siswa, guru, dan tenaga kependidikan telah menjadi biasa di kawasan itu,” tulis sebuah laporan.

Sementara di Jalur Gaza, yang tahun lalu mengalami perang 50 hari antara militan Hamas dan Israel sehingga menewaskan sekitar 2.200 warga Palestina dan 73 orang di pihak Israel, PBB mengatakan, sedikitnya 281 sekolah telah rusak dan delapan hancur. Unicef menyerukan layanan pendidikan informal yang lebih baik di negara-negara yang terkena dampak penutupan sekolah. Para negara donor juga diminta untuk memprioritaskan pendanaan pendidikan di seluruh Timur Tengah.