Penulis
Intisari-Online.com - Jatuhnya alat berat proyek (crane) di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (11/9/2015) sekitar pukul 17.30, diawali dengan adanya angin kencang dan hujan deras. Saking derasnya, air hujan dilaporkan masuk hingga ke dalam masjid yang dikelilingi alat berat proyek tersebut. Saat itu, para jemaah tengah melakukan persiapan shalat maghrib di masjid terbesar di Arab Saudi tersebut.
"Tiba-tiba, terdengar suara dentuman seperti petir," cerita Azalzuli, jemaah Indonesia asal Medan, kepada TV One, Sabtu (12/9/2015).
Zuli menceritakan, alat berat proyek tersebut jatuh dan menimpa lantai tiga tempat ibadah paling suci bagi umat Islam tersebut. Tak pelak, alat tersebut menimpa bangunan dan juga jemaah yang berada di sana.
"Lalu, semua jemaah berlarian. Ada yang tertimpa beton. Saya melihat ada anggota tubuh yang terputus," ujarnya.
Seorang jemaah asal Medan, Sumatera Utara, dilaporkan sempat terinjak-injak.
Sesaat setelah itu, aparat Mekkah pun datang ke lokasi. Para jemaah yang selamat pun dilaporkan sempat mendekati lokasi kejadian dan memeriksa apakah ada anggota keluarga atau rekan yang turut menjadi korban.
Tim medis pun segera melarikan para korban tewas dan korban luka ke rumah sakit-rumah sakit terdekat. Di sana, mereka mendapatkan perawatan.
Saat ini, lokasi Masjidil Haram telah disterilkan. Tak ada jemaah yang boleh beraktivitas di sana untuk sementara waktu.
87 meninggal, 184 luka
Akibat peristiwa ini, sebanyak 87 jemaah dilaporkan meninggal dan 184 orang lainnya menderita luka-luka. Sebanyak dua dari 87 korban meninggal berasal dari Indonesia. Keduanya berasal dari embarkasi Sumatera Utara dan Jawa Barat.
Tak hanya itu, lebih dari 20 jemaah asal Indonesia pun turut menjadi korban luka.
"Jemaah asal Indonesia ditangani dengan baik. Penanganan cepat sekali. Korban datang, langsung ditangani," ujar Anwar, jemaah asal Indonesia, kepada Metro TV, Jumat.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah telah bergerak menuju Mekkah untuk mendampingi para korban luka asal Indonesia.
Proyek jangka panjang
Pemerintah setempat memang tengah melakukan perluasan tempat ibadah tersebut menjadi 400.000 meter persegi. Alat-alat berat proyek tersebut tampak di sekeliling masjid. Ketika rampung, Masjidil Haram yang baru diperkirakan dapat menampung 2,2 juta jemaah. Proses ini akan rampung pada 2016.
Saat ini, Masjidil Haram "hanya" mampu menampung sekitar 800.000 jemaah setiap tahunnya.
Selama musim ibadah haji, para jemaah dilaporkan memadati masjid tersebut pada hari Jumat. Waktu terpadat ialah saat shalat maghrib hingga tengah malam. Alasannya, cuaca di sana bersahabat ketika waktu tersebut.
(Hindra Liauw/kompas.com)